Kemenangan SBY Disambut Hujan Petir

Tak lama setelah penetapan hasil Pilpres 2009 yang memenangkan SBY-Boediono, hujan besar dan petir menggelegar bersahut-sahutan di Jakarta. Fenomena alam ini dianggap tidak lazim. Pertanda apa?

“Kalau kita lihat dari segi alamnya saja, ini sudah bermasalah. Sekarang kan sudah langsung hujan petir, hujan besar di mana-mana. Ini adalah fenomena alam yang tidak lazim. Artinya, alam akan mengubah segalanya bila manusia tidak bisa mengubahnya. Maksudnya, di sini tidak ada kesadaran, baik itu yang dipilih ataupun yang memilih. Semuanya sama-sama tidak sadar,” kata paranormal Taufik Kindy kepada INILAH.COM di Jakarta, Sabtu (25/7).

Pria Diduga Noordin Punya 5 KTP & Belasan ATM

Mustofa Akbar alias Taufan Hadji yang diamankan Kepolisian Resor Kota Makassar Timur karena dicurigai sebagai gembong teroris Noordin M Top memiliki lima kartu tanda penduduk dan belasan kartu anjungan tunai mandiri dari berbagai bank.

VIVAnews menyaksikan, Sabtu 25 Juli 2009, lima KTP tersebut memiliki lima domisili berbeda. Domisili yang tercantum di lima KTP tersebut adalah Magetan (Jawa Timur), Surabaya (Jawa Timur), Sumenep (Jawa Timur), Trenggalek (Jawa Timur) dan Luwu Banggai (Sulawesi Tengah).

Pria Mirip Noordin Top Terima Banyak Transfer

Hasil pemeriksaan sementara atas Mustofa Akbar alias Taufan Hadji, pria yang diamankan karena diduga bagian dari jaringan terorisme, adalah pengakuan dia menerima banyak transfer. “Pengakuan sementara, dia sudah menerima banyak transfer,” kata Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan, Inspektur Jenderal Mathius Salempang.

Pria Diduga Noordin Itu Berdialek Jawa

Mustofa Akbar alias Taufan Hadji, pria yang diduga warga Noordin M Top, berbicara Bahasa Indonesia dalam dialek Jawa. Polisi juga telah membandingkan muka Mustofa dengan gambar Noordin terbaru yang disebarkan polisi.

VIVAnews menyaksikan, raut muka Noordin dengan Mustofa terlihat sama, meski pipi Mustofa terlihat lebih berisi. Kemudian perawakan Mustofa juga terlihat lebih gemuk daripada Noordin.

Indonesia Korban, Bukan Sarang Teroris

Saya berada di Geneva ketika musibah Mega Kuningan Jum’at lalu terjadi. Menghadiri rapat IPU mempersiapkan pertemuan ketua DPR sedunia untuk tahun depan. Sehari sebelumnya para delegasi mengucapkan selamat atas suksesnya demokrasi dan pemilu di negara terbesar keempat di dunia ini. Hari berikutnya, semua menyampaikan belasungkawa. Inilah Indonesia. Satu hari kita dielu-elukan sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia yang stabil dan tumbuh secara pasti menuju global leadership. Hari berikutnya kita digambarkan sebagai salah satu sarang teroris di dunia.

Budaya Anti-imperialisme, Budaya Luhur Umat Islam

Khatib shalat Jumat Tehran, Ayatollah Sayid Ahmad Khatami menyebut budaya anti-imperialisme merupakan budaya luhur umat Islam dan menyatakan, “Imam Khomeini  menjelaskan budaya anti-imperialisme dan mengajarkan bahwa Amerika adalah setan besar”

PBNU: Islam Radikal Impor dari Negara Luar

Paham Islam radikal yang berkembang di Indonesia, sebenarnya tidak dikenal secara luas. Paham tersebut merupakan impor dari negara luar yang masuk melalui pengaruh situasi sosial-politik di Indonesia.

‘Sertifikasi Halal Kewenangan MUI’

Pemerintah Berencana Mengambil Alih Sertifikasi Halal.

Rencana pemerintah untuk mengambil alih kewenangan sertifikasi halal dari Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetik Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) ditolak sejumlah kalangan. Upaya pemerintah itu dinilai MUI sebagai sebuah kesalahan besar. Asosiasi Perusahaan Produk Halal Indonesia (APPHI) menginginkan agar penyelenggaraan sistem jaminan halal tetap dilakukan MUI. Proses sertifikasi yang diterapkan LPPOM MUI juga diminta agar tetap dipertahankan.

Densus 88 Selidiki Ponpes An-Najiyah Semarang

Kyai Muhammad Rofi’i, seorang pengasuh pondok pesantren An-Najiyah di Sumowono, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah di periksa petugas gabungan Detasemen Khusus 88, karena diduga terkait jaringan Noordin M Top, Jumat 23 Juli 2009.

Polisi Salah Menilai Soal Istri Noordin M Top

Polisi sudah salah menilai Arina Rohma terlibat jaringan Noordin M Top.

Tudingan keterlibatan Arina Rohma, 24 tahun dan Anggreini Astuti, 45 tahun dengan jaringan teroris Noordin M Top dinilai oleh Front Perlawanan Penculikan Solo, tidak tepat.