KabarNet

Aktual Tajam

TIDAK USAH SOK TOLERAN MENGUCAPKAN SELAMAT NATAL

Posted by KabarNet pada 22/12/2018

Sok ToleranTerkait perayaan natal yang akan berlangsung di bulan ini, isu lama kembali ramai dibicarakan, yakni masalah pengucapan selamat natal yang diharamkan bagi umat Muslim. Segelintir orang menganggap fatwa dan ketentuan yang sebenarnya dalam agama Islam ini adalah bentuk intoleran islam terhadap agama lain.

Fatwa haram ucapan selamat natal yang dikeluarkan MUI itu tidak pernah sepi dari kritikan. Banyak media dan pihak yang mengaitkan fatwa itu sebagai perusak toleransi dan disharmoni antarumat beragama. Tentu para pengkritik itu adalah orang yang lemah agamanya dan tidak memahami aqidahnya dengan benar. Betapa bodoh dan rendahnya iman seorang Muslim bila ia menggadaikan aqidahnya hanya untuk mendapat stempel sebagai muslim ‘toleran’.

Masyarakat khususnya umat muslim sudah sangat perlu mengetahui batasan-batasan aqidah yang diatur dalam syariat, sehingga dalam bertindak dan bersikap secara sosial dengan penganut agama lain tidak akan melampaui batas yang telah jelas ditetapkan dalam Syariat Islam.

Untuk mengetahui sebab haramnya pengucapan natal, tentu harus dipahami terlebih dahulu apakah definisi dan makna perayaan natal itu sendiri. Mengapa masalah ucapan saja, seperti ucapan merry christmas and happy new year, dipersoalkan serius dalam ajaran Islam?. Tentu saja dipersoalkan! Sebab ucapan selamat natal adalah persoalan yang sangat prinsip dalam Islam, yang dapat menjerumuskan seseorang menjadi kafir. Memberi ucapan selamat natal berarti menyakini kebenaran atas kelahiran penjelmaan anak tuhan bernama Jesus Kristus kepada pemeluk agama nashrani. Ucapan itu otomatis secara sadar atau tidak, mengakui bahwa Tuhan punya anak lelaki.

Hari Natal adalah bagian dari prinsip-prinsip agama Nasrani, mereka meyakini bahwa di hari inilah Yesus Kristus dilahirkan. Dalam bahasa Inggris disebut dengan christmas, Christ berarti Kristus sedangkan Mass berarti masa atau kumpulan jadi bahwa pada hari itu banyak orang berkumpul merayakan hari kelahiran Kristus. Dan Kristus menurut keyakinan mereka adalah Tuhan meski pun terlahir sebagai manusia.

Ucapan selamat natal bukan sekedar penghormatan atau bagian dari toleransi beragama, namun merupakan persoalan yang sangat prinsip dalam agama Islam dan jika diucapkan oleh seorang muslim dapat merusak aqidahnya.

Bagi umat Islam, bertoleransi kepada mereka bukan dengan ikut memberikan ucapan selamat Hari Natal, akan tetapi dengan tidak mengganggu mereka didalam merayakannya. Tentu saja pemberian ucapan selamat Natal baik dengan lisan, telepon, mau pun sms adalah perbuatan kufur karena orang tersebut sudah memberikan pengakuan terhadap ketuhanan yesus dan rela dengan prinsip-prinsip agama nasrani.

Ada sebagian tokoh islam yang sembrono berfatwa, bahwa mengucapkan natal jika diniatkan untuk kelahiran nabi Isa AS, maka ucapan tersebut dibolehkan. Ini pendapat orang bodoh yang tidak memahami hakikat ritual hari natal. Orang nasrani sendiri tidak pernah mengatakan, bahwa natal adalah kelahiran seorang Nabi, namun mereka berkeyakinan bahwa natal adalah hari kelahiran tuhan dan ritual natal adalah perayaan sukacita/ kegembiraan umat nasrani atas lahirnya tuhan mereka, bukan kelahiran seorang nabi Isa as. Sehingga mengucapkan natal dengan niat turut bergembira atas kelahiran Nabi Isa as adalah bathil, karena mereka tidak bersukacita dengan niat yang sama. Islam menganggap Isa AS adalah nabi, nasrani menganggap Isa AS adalah tuhan. Kesimpulannya kita berbeda jelas dan tidak ada hal yang dapat dikompromikan termasuk ucapan selamat sebagai bentuk toleransi, karena dasar keyakinan kita tentang nabi Isa as jauh berbeda.

Coba saja kita berbalik meminta mereka untuk merasa senang dengan agama Islam, mengucapkan dua kalimat syahadat, mengakui bahwa Allah itu Esa dan Muhammad adalah utusan Allah, apakah mereka akan rela melakukannya atas dasar toleransi? tentu tidak. Mereka tidak akan mau melakukannya, maka mengapa kita tidak berprinsip sama..?

Iman Kristiani tidak mungkin mengakui Muhammad SAW adalah seorang nabi. Ketika mereka menyatakan Muhammad SAW adalah seorang nabi, maka lenyaplah ke-Kristenan-nya. Ketika lenyap ke-Kristenan-nya maka secara otomatis, menurut iman Kristiani dia termasuk orang-orang yang tidak diselamatkan oleh Yesus alias masuk neraka.

Alhasil, seorang Muslim yang mengucapkan selamat natal, walau pun tidak ada niat pengakuan terhadap ketuhanan yesus, tetap saja hal itu HARAM!!. Sebab Allah Ta’ala sangat murka dengan ritual penyekutuan Allah, seperti peringatan hari kelahiran yesus. Bagaimana seorang muslim ikut serta mengucapkan selamat kepada mereka yang jelas-jelas melecehkan Allah Ta’ala?…Maka jelaslah sudah, sekali pun dalam ucapan itu tidak ada niat, pantaskah kita ikut rela dan senang terhadap mereka yang melecehkan dan ingkar terhadap ke-esaan Allah Ta’ala dengan alasan toleransi?..

Apalah artinya mengucapkan sepatah kata dengan alasan toleransi, namun akhirnya sepatah kata itu pula yang akan menjerumuskan kita ke dalam jurang jahannam. Na’udzubillah Min Dzalik!..

Maksud hadits: “Sesungguhnya ada seorang hamba yang berbicara dengan suatu ucapan yang tidak dipikirkan bahayanya terlebih dahulu, sehingga membuatnya dilempar ke neraka dengan jarak yang lebih jauh dari pada jarak antara timur dan barat” (Hadits Muslim)

Saudara-saudaraku se-Iman, Islam tidak melarang bekerja sama dan bergaul dengan Umat agama-agama lain dalam masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah keduniaan, namun ada batas-batas yang tidak boleh diterjang, seperti jika terdapat hal-hal yang bertentangan dengan syari’at termasuk ucapan yang bersifat pembenaran keyakinan agama mereka.

Maksud firman Allah Ta’ala: “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah ialah Al-Masih putera Maryam”, padahal Al-Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Rabbku dan Rabbmu”. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” (Al-Ma’idah: 72)

“Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwanya Allah salah satu dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Ilah (yang kelak berhak disembah) selain Ilah Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.” (Al-Ma’idah: 73)

“Orang-orang Yahudi berkata: “Uzair itu putera Allah” dan orang-orang Nasrani berkata: “Al-Masih itu putera Allah”. Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir terdahulu. Dila’nati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling.” (At Taubah: 30)

Bahkan orang-orang kafir yang menyebut Allah yang esa mempunyai anak telah mengguncangkan langit dan bumi: “Hampir saja langit pecah dan bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh (karena ucapan itu) karena mereka menganggap Allah yang maha Pemurah mempunyai anak,” (Maryam: 90-91).

Ingat! ucapan Selamat Natal maupun merayakan Hari natal bukan bentuk toleransi antarumat beragama, tapi bentuk pencampur-adukkan aqidah antara haq dengan bathil. Seorang muslim wajib bersikap tegas dan jelas kepada mereka yang menuduh dan meyakini bahwa Allah Ta’ala punya anak. Mana mungkin seorang muslim sejati akan ikut serta merayakan, mengucapkan selamat atas perayaan natal yang jelas-jelas menyekutukan Allah?..

Oleh karena itu, saudara-saudaraku se-Iman, berhati-hatilah dalam urusan aqidah. Karena perbuatan, ucapan mau pun isi hati semua akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah Ta’ala. Apalagi terkait hal yang sangat prinsip dalam Islam.

Apalah artinya seorang Muslim mengucapkan sepatah kata dengan alasan toleransi, namun akhirnya sepatah kata itu pula yang akan menjerumuskannya ke dalam jahannam. Na’udzubillah Min Dzalik!..

By: Salim Abdul Qadir Mauladawilah

2 Tanggapan to “TIDAK USAH SOK TOLERAN MENGUCAPKAN SELAMAT NATAL”

  1. Anonim said

    Sebenarnya salahnya orang Kristen sendiri.Kalau merka masih butuh ucapan selamat dari orang Islam yg dikenal sifat dan mutu agamanya sesuai peradaban manusia.

  2. cool man said

    temen kakak saya seorang kristian ngmg begini katanya dia tidak mempermasalahkan soal umat muslim mau ngucapin selamat natal atau nggak, dia mengerti dan dia nggak protes. Dan sebaliknya mereka pun begitu tidak ambil pusing mau ngucapin selamat idul fitri/idul adha atau nggak.

    Yang saya heran kenapa yg protes itu org2 muslim sendiri yaaaa……aneeh. Kaya’ gak ada kerjaan lain aja.

    Kalo emang dalam rangka toleransi, khan msh byk hal2 lain yg lbh penting utk diterapkan dlm rangka toleransi.
    Dari jaman dulu kita ini sdh jalan toleransinya, seperti hidup berdampingan, tidak mengganggu satu sama lain. Ini sdh dari dulu begini.

Komentar "PILIHAN" akan diambil menjadi artikel KabarNet.