KabarNet

Aktual Tajam

Membongkar “Borok” Kesesatan JIL dan Ahmadiyah

Posted by KabarNet pada 09/10/2010

Awas Musuh Dalam Selimut !

JIL adalah musuh Islam, Awas Musuh Dalam Selimut !

Pembaca yang budiman, di masa Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam masih hidup ada dua golongan musuh Islam yaitu orang kafir dan orang munafiq. Di antara kedua golongan ini orang-orang munafiq adalah yang paling berbahaya bagi ummat Islam, karena mereka mengaku Islam namun pada hakekatnya menghancurkan Islam dari dalam. Dan hal ini senantiasa terjadi di sepanjang jaman, begitu pula di jaman kita sekarang ini bahkan di negeri yang kita tinggali ini.

Alloh Ta’ala memerintahkan kepada Nabi dan orang-orang yang beriman supaya berjihad melawan orang-orang kafir dan munafiq. Alloh berfirman, “Wahai Nabi berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafiq dan bersikap keraslah pada mereka. Tempat mereka ialah neraka Jahannam. Dan itulah tempat kembali yang seburuk-buruknya.” (At Taubah : 73).

JIL mengganyang Islam
Salah satu musuh yang kini tengah dihadapi ummat Islam adalah ajaran sesat yang dibawa oleh Jaringan Islam Liberal/JIL. Sehingga kerancuan yang mereka tebarkan perlu dibantah, apalagi orang-orang yang membawa pemikiran sesat ini adalah tokoh-tokoh yang digelari cendekiawan, kyai dan intelektual. Sebenarnya pernyataan mereka terlalu menyakitkan untuk ditulis dan disebarluaskan, namun demi tegaknya kebenaran maka dalam kesempatan ini akan kami bawakan beberapa contoh kesesatan pemikiran mereka yang dengannya pembaca akan mengetahui betapa rusaknya akidah Islam Liberal ini.

Orang JIL tidak paham tauhid
Nurcholis Majid menafsirkan Laa ilaaha illalloh dengan arti tiada tuhan (t kecil) kecuali Tuhan (T besar). Padahal Rosululloh, para sahabat dan para ulama dari jaman ke jaman meyakini bahwa makna Laa ilaaha ilalloh adalah tiada sesembahan yang benar kecuali Alloh. Dalilnya adalah firman Alloh, “Demikian itulah kuasa Alloh Dialah sesembahan yang haq adapun sesembahan-sesembahan yang mereka seru selain Alloh adalah (sesembahan) yang batil..” (Al Hajj : 62). Nah satu contoh ini sebenarnya sudah cukup bagi kita untuk mengatakan bahwa ajaran JIL adalah sesat karena menyimpang dari petunjuk Rosululloh dan para sahabat. Walaupun dalam mempromosikan kesesatannya mereka menggunakan label Islam, tapi sesungguhnya Islam cuci tangan dari apa yang mereka katakan.

Orang JIL tidak paham kebenaran
Ulil Abshar mengatakan bahwa semua agama sama, semuanya menuju jalan kebenaran, jadi Islam bukan yang paling benar katanya. Padahal Al Qur’an dan As Sunnah menegaskan bahwa Islamlah satu-satunya agama yang benar, yaitu Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam. Alloh Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya agama yang benar di sisi Alloh hanyalah Islam” (Ali Imron : 19). Nabi juga bersabda, “Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya. Tidaklah ada seorang pun yang mendengar kenabianku, baik Yahudi maupun Nasrani kemudian mati dalam keadaan tidak beriman dengan ajaran yang aku bawa kecuali pastilah dia termasuk di antara para penghuni neraka” (HR. Muslim). Kalau Alloh dan Rosul-Nya sudah menyatakan demikian, maka anda pun bisa menjawab apakah yang dikatakan Ulil ini kebenaran ataukah bukan?.

Orang JIL tidak paham Islam
Para tokoh JIL menafsirkan Islam hanya sebagai sikap pasrah kepada Tuhan. Maksud mereka siapapun dia apapun agamanya selama dia pasrah kepada Tuhan maka dia adalah orang Islam. Allohu Akbar! Ini adalah jahil murokkab (bodoh kuadrat), sudah salah, merasa sok tahu lagi. Cobalah kita simak jawaban Nabi ketika Jibril bertanya tentang Islam. Beliau menjawab, “Islam itu adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq kecuali Alloh dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Alloh, engkau menegakkan sholat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Romadhon dan berhaji ke baitulloh jika engkau sanggup mengadakan perjalanan ke sana” (HR. Muslim). Siapakah yang lebih tahu tentang Islam; Nabi ataukah orang-orang JIL ?

Orang JIL menghina syari’at Islam
Ulil Abshor mengatakan bahwa larangan kawin beda agama, dalam hal ini antara perempuan Islam dengan lelaki non-Islam sudah tidak relevan lagi. Padahal Alloh Ta’ala telah berfirman, “Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kalian agama kalian dan Aku telah cukupkan nikmat-Ku atas kalian dan Aku telah ridho Islam menjadi agama kalian” (Al Ma’idah : 3). Kalau Alloh yang maha tahu sudah menyatakan bahwa Islam sudah sempurna sedangkan Ulil mengatakan bahwa ada aturan Islam yang tidak relevan -tidak cocok dengan perkembangan jaman- maka kita justeru bertanya kepadanya : Siapakah yang lebih tahu, kamu ataukah Alloh?!.

Orang tidak tahu kok diikuti ?
Demikianlah beberapa contoh kesesatan pemiiran JIL. Kita telah melihat bersama betapa bodohnya pemikiran semacam ini. Kalaulah makna tauhid, makna Islam adalah sebagaimana yang dikatakan oleh mereka (JIL) niscaya Abu Jahal, Abu Lahab dan orang-orang kafir Quraisy yang dimusuhi Nabi menjadi orang yang pertama-tama masuk Islam. Karena mereka meyakini bahwasanya Alloh-lah pencipta, pengatur, pemberi rizki, yang menghidupkan dan mematikan, yang mampu menyelamatkan mereka ketika tertimpa bencana, sehingga ketika mereka diombang-ambingkan oleh ombak lautan mereka mengikhlashkan do’a hanya kepada Alloh, memasrahkan urusan mereka kepada-Nya.

Namun dengan keyakinan semacam ini mereka tetap saja menolak ajakan Nabi untuk mengucapkan Laa ilaaha illalloh. Bahkan mereka memerangi Rosululloh, menyiksa para sahabat dan membunuh sebagian di antara mereka dengan cara yang amat keji. Inilah bukti bahwa orang-orang JIL benar-benar tidak paham Al Qur’an, tidak paham As Sunnah, bahkan tidak paham sejarah !!.

Himbauan
Melalui tulisan ini kami menghimbau kepada segenap kaum muslimin agar menjauhi buletin, majalah, siaran TV atau radio yang digunakan oleh JIL dalam menyebarkan kesesatan mereka dan bagi yang memiliki kewenangan hendaklah memusnahkannya. Karena Alloh Ta’ala telah memerintahkan, “Wahai Nabi berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafiq dan bersikap keraslah pada mereka. Tempat mereka ialah neraka Jahannam. Dan itulah tempat kembali yang seburuk-buruknya.” (At Taubah : 73). Dan ketahuilah bahwasanya tidak ada yang bisa membentengi kaum muslimin dari kebinasaan kecuali dengan kembali berpegang dengan Al Qur’an dan As Sunnah serta pemahaman para salafush sholih (sahabat dan murid-murid mereka). Dan Rosululloh telah menegaskan bahwasanya ilmu itu hanya bisa diraih dengan cara belajar (lihat Fathul Bari). Semoga tulisan yang singkat ini bisa meruntuhkan kerancuan-kerancuan yang ditebarkan oleh musuh-musuh Alloh dan Rosul-Nya.

Imam Al Auza’i berpesan, “Wajib atas kalian mengikuti jejak salaf (para sahabat) walaupun banyak manusia yang menentangmu. Dan waspadalah dari pemikiran-pemikiran manusia meskipun mereka menghiasinya dengan perkataan-perkataan yang indah di hadapanmu”. Hanya kepada Alloh-lah kita memohon perlindungan. Wallohu a’lam.

Dikutip dari Bulletin At-Tauhid, diterbitkan LBI Al-Atsary Yogyakarta.

Oleh: Abu Mushlih Ari Wahyudi
___________________________________________________________________________

Membongkar “Borok” Kesesatan JIL dan Ahmadiyah

Ada musibah yang lebih menakutkan dibanding ledakan gunung Merapi yang kini sedang berstatus waspada. Dua diantara Musibah itu ‘jaringan Islam Liberal’ dan ‘Jamaah Ahmadiyah’

Ternyata, Indonesia saat ini sedang dihadapi dua musibah besar. Yaitu musibah akan meletusnya gunung merapi dan musibah “meletusnya” kembali “gaung” jaringan Islam Liberal. Tepatnya pada tanggal 17 April 2006, Dawam Raharjo dan teman-temannya melakukan demo terhadap menteri Agama RI, Maftuh Basumi dengan menggunakan jargon Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Keyakinan, untuk mencabut pernyataanya tentang sesatnya ajaran Ahmadiyah dan meminta maaf secara terbuka melalui media cetak dan elektronik atasan ucapannya.

Akting Dawam Raharjo pada saat ini hampir sama dengan akting yang diperankan Gus Dur dan kawan-kawannya ketika menolak Fatwa MUI tentang sesatnya paham Ahmadiyah dan pelarangan pemahaman pluralisme agama, sekulerisme, dan liberalisme. Hanya bedanya, pada “episode” kali ini, Dawam Raharjo dan teman-temannya selain mengeluarkan tiga somasi, juga ada sedikit “nada” pengancaman terhadap Menteri Agama RI jika tidak menanggapi tuntutan mereka, maka skenario selanjutnya yang mereka tampilkan adalah menempuh jalur hukum. Sekalipun demikian, lakon kali ini, sebenarnya, hanya bertukar judul saja dengan apa yang terjadi pada Gus Dur dan kawan-kawannya terhadap fatwa MUI Juli 2005.

Maka, cukup tepat sekali kebijakan yang dilakukan Menteri Agama RI untuk tidak akan mengajukan permintaan maaf terhadap jamaah Ahmadiyah, dan tidak mundur selangkah dalam menghadapi tekanan-tekanan di atas. Dengan slogan “Maju terus pantang mundur” kayaknya Menteri Agama RI sudah siap menghadapi mereka. Apalagi, didukung oleh Front Penanggulangan Ahmadiyah dan Aliran Sesat (FPAS).

Itulah polemik yang tengah “meletus” pada saat ini. Adapun kewajiban kita sebagai muslim Indonesia saat ini adalah membantu Menteri Agama RI dari bahaya “letusan” yang dihembuskan oleh jaringan Islam Liberal. Caranya, dengan mengenal “borok” paham Islam liberal sendiri. Sebuah buku yang tebalnya 132 halaman dengan lebar 20,5 cm dengan data-data akurat dan analisa yang kritis telah memaparkan bebarapa “borok” jaringan Islam liberal. “Pluralisme Agama: Fatwa MUI yang Tegas dan Tidak kontroversial” adalah judul bukunya.

Memang, bila dilihat sejarah buku ini merupakan “bayan” untuk menjelaskan fatwa MUI dalam munasnya yang ke-7 pada 25-29 Juli 2005, namun buku ini laik sekali untuk kita baca dalam memahami “borok-borok” yang terdapat dalam Jaringan Islam liberal dan menggugat kembali somasi yang dikeluarkan Dawam Raharjo. Karena, somasi-somasi yang dihaturkan Dawam Raharjo dan teman-temannya tidak berbeda jauh dengan apa yang dilakukan Gus Dur dulu. Jadi, dengan memahami buku ini, akan dapat menilai benarkah Menteri Agama RI, Maftuh Basyumi salah dalam mengeluarkan pendapatnya? Dan apakah benar Dawam Raharjo benar-benar telah menjadi manusia pluralis atau hanya mengaku-ngaku manusia pluralis saja?

Adian Husaini, MA sebagai penulis tak ragu-ragu mengeluarkan data-data dan analisanya yang kritis terhadap kelompok Jaringan Islam Liberal. Sebelum menjelaskan “borok-borok” yang terdapat dalam Jaringan Islam Liberal, kata sambutan pada buku ini ditulis oleh Anis Malik Thoha, PhD, Dosen Perbandingan Agama di Universitas Islam International Malaysia. Dalam kata sambutannya, Anis Malik Thoha membeberkan sejarah munculnya wacana pluralisme agama yang ada pada awal abad ke-20 yang dilakonkan oleh seorang teolog Kristen Jerman bernama Ermst Troeltsch. Juga, dalam kata sambutan itu dijelaskan dua kelemahan mendasar yang terdapat dalam paham pluralisme agama, yaitu pertama, kaum pluralis mengklaim bahwa pluralisme menjunjung tinggi dan mengajarkan toleransi, tapi justru mereka sendiri yang tidak toleran karena menafikan “kebenaran ekslusif” sebuah agama. Kedua, Adanya “pemaksaan” nilai-nilai dan budaya Barat (westernisasi), terhadap negara-negara belahan di dunia bagian Timur, dengan berbagai bentuk dan cara.

Dalam buku ini, penulis tak hanya membahas pro-kontra fatwa MUI saja. Juga membahas tentang Pluralisme Agama dan Dampaknya, Menjawab Propaganda Pluralisme, Ekslusivitas Islam dan The Da Vinci Code Problema Teologi Kristen, dan Pluralisme Agama.

Dalam Sub bab Koalisi Liberal-Ahmadiyah Vs MUI, Adian Husaini mencoba menampilkan visualisasi keprihatinan Aliansi Masayarkat Madani atas larangan dan tudingan sesat terhadap Ahmadiyah. Dawam Raharjo juga menjadi salah satu anggota aliansi tersebut, dan komentarnya pada waktu itu nyaris tak jauh berbeda dengan apa yang dituduhkannya kepada Maftuh Basyumi saat ini. Dawam Raharjo menilai bahwa MUI justru menjadi sumber konfilk agama dan tidak menghargai hak asasi manusia. Penilaiannya itu selaras dalam somasi kedua dan ketiga yang diajukannya kepada Menteri Agama RI, Maftuh Basyumi.

Selanjutnya, Adian Husaini menyuguhkan kepada pembaca tentang pluralisme agama dan dampaknya. Dalam bab ini, Adian Husaini “membeberkan” kepada pembaca bahwa ide persamaan agama yang digaungkan oleh kaum pluralis di Indonesia saat ini, sebenarnya benih-benihnya sudah ditabur sejak zaman penjajahan Belanda dengan merebaknya ajaran kelompok Theosofi. Bahkan, pada tahun 1970-1980-an sempat muncul gagasan pendidikan panca Agama di sekolah-sekolah. Tetapi tokoh-tokoh umat ketika itu beraksi keras dengan melakukan berbagai macam protes, sehingga program itu digagalkan. Di antara salah satu tokoh umat Islam yang tampil membantah keras ide persamaan agama itu adalah Dr. Rasjidi dalam bukunya “Empat Kuliah Agama di Perguruan Tinggi”. (hal. 33-34).

Pada bab selanjutnya, Adian Husaini memberikan jawaban terhadap Ide pluralisme agama dengan mengajak pembaca berfikir, apakah bisa tauhid bersandingan dengan syirik? Sebagaimana dipahami bahwa pluralisme agama adalah suatu paham yang melegitimasi dan mendukung kekufuran dan kemusyrikan, sedangkan Islam adalah agama yang benar-benar memurnikan Allah dari perbuatan syirik atau agama yang benar-benar mentauhidkan Allah, ” Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni segala dosa selain dari itu, bagi siapa yang dikehendakinya. Barangsiapa yang menyekutukan Allah, maka sungguh ia telah melakukan dosa yang sangat besar.” (QS. An-Nisa: 48).

Dengan ayat ini, sudah jelas bahwa Allah sangat murka dengan kemusyrikan, sedangkan pluralisme agama melegitimasi segala jenis kemungkaran dan kemusyrikan. Pluralisme agama jelas membongkar Islam dari konsep dasarnya. Tidak ada lagi konsep mukmin, kafir, syirik, surga, neraka dan sebagainya. Karena itu mustahil paham pluralisme dapat hidup berdampingan secara damai dengan tauhid Islam. (hal.83-84)

Selain itu, Adian Husaini juga membongkar “borok” yang terdapat dalam aliran Ahmadiyah. Dalam konsepsi Ahmdiyah, tulis Adian, tentang kenabian Mirza Ghulam Ahmad dan tentang wahyu, misalnya, jelas-jelas telah mengorupsi konsep dasar Islam tentang kenabian. Mirza mengucapkan, “Dalam wahyu ini Tuhan menyebutkanku Rasul-Nya, karena sebagaiman sudah dikemukakan dalam Bahrain Ahmadiyah, Tuhan Maha Kuasa telah membuatkan manifestasi dari semua nabi, dan memberiku nama mereka. Aku Adam, aku Seth, aku Nuh, aku Ibrahim, aku Ishaq, aku Ismail, aku Ya’kub, aku Yusuf, aku Daud, aku Musa, aku Isa, aku adalah penjelmaan sempurna dari Nabi Muhammad Saw., yakni aku adalah Muhammad dan Ahmad sebagai refleksi.” Ajaran seperti ini jelas telah menggerogoti ajaran agama Islam yang asli dan setandar. Oknum-oknum internal seakan-akan mengajarkan Islam, padahal mengajarkan ajaran palsu yang jelas-jelas diluar standar Islam itu sendiri. (hal. 93)

Buku ini penting bukan hanya bagi mereka yang menggeluti pemikiran Islam dan para dai muslim Indonesia, tetapi juga penting bagi masyarakat awam yang ingin mengetauhi letak-letak kesalahan paham pluralisme. Minimal bisa membantu khazanah keislaman kita agar tidak terjebak dalam konsep pluralis.

[Penulis adalah mahasiswa universitas al-Azhar Kairo, Mesir, Fakultas Syariah Islamiyah, Tingkat III dan menjabat sebagai Koordinator kajian As-Safiir HMM-Kairo, Mesir]

23 Tanggapan to “Membongkar “Borok” Kesesatan JIL dan Ahmadiyah”

  1. Mahasiswi IIQ said

    Kita kembali kepada Islam yang benar-benar diajarkan Allah dan Rasulullah

    JIL adalah Jaringan Iblis Laknatullah

  2. Angel said

    Ya…Allah, jangan sampai kita jadi IBLIs yang bernama JIL

  3. Syekh Maulakhailah said

    Islam Liberal adalah bagian dari Konspirasi Yahudi untuk mengaburkan ajaran Islam yang sebenarnya.

  4. Muallaf said

    Meskipun saya seorang muallaf, saya tak sudi berpaham Liberal.
    Saya ingin jadi muallaf yang baik, yaitu beragama Islam sesuai dengan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah

  5. ha..ha…akhirnya aku bisa iklan gratis nih….

    http://www.islamlib.com

    1. Apa itu Islam liberal?

    Islam Liberal adalah suatu bentuk penafsiran tertentu atas Islam dengan landasan sebagai berikut:

    a. Membuka pintu ijtihad pada semua dimensi Islam.

    Islam Liberal percaya bahwa ijtihad atau penalaran rasional atas teks-teks keislaman adalah prinsip utama yang memungkinkan Islam terus bisa bertahan dalam segala cuaca. Penutupan pintu ijtihad, baik secara terbatas atau secara keseluruhan, adalah ancaman atas Islam itu sendiri, sebab dengan demikian Islam akan mengalami pembusukan. Islam Liberal percaya bahwa ijtihad bisa diselenggarakan dalam semua segi, baik segi muamalat (interaksi sosial), ubudiyyat (ritual), dan ilahiyyat (teologi).

    b. Mengutamakan semangat religio etik, bukan makna literal teks.

    Ijtihad yang dikembangkan oleh Islam Liberal adalah upaya menafsirkan Islam berdasarkan semangat religio-etik Qur’an dan Sunnah Nabi, bukan menafsirkan Islam semata-mata berdasarkan makna literal sebuah teks. Penafsiran yang literal hanya akan melumpuhkan Islam. Dengan penafsiran yang berdasarkan semangat religio-etik, Islam akan hidup dan berkembang secara kreatif menjadi bagian dari peradaban kemanusiaan universal.

    c. Mempercayai kebenaran yang relatif, terbuka dan plural.

    Islam Liberal mendasarkan diri pada gagasan tentang kebenaran (dalam penafsiran keagamaan) sebagai sesuatu yang relatif, sebab sebuah penafsiran adalah kegiatan manusiawi yang terkungkung oleh konteks tertentu; terbuka, sebab setiap bentuk penafsiran mengandung kemungkinan salah, selain kemungkinan benar; plural, sebab penafsiran keagamaan, dalam satu dan lain cara, adalah cerminan dari kebutuhan seorang penafsir di suatu masa dan ruang yang terus berubah-ubah.

    d. Memihak pada yang minoritas dan tertindas.

    Islam Liberal berpijak pada penafsiran Islam yang memihak kepada kaum minoritas yang tertindas dan dipinggirkan. Setiap struktur sosial-politik yang mengawetkan praktek ketidakadilan atas yang minoritas adalah berlawanan dengan semangat Islam. Minoritas di sini dipahami dalam maknanya yang luas, mencakup minoritas agama, etnik, ras, jender, budaya, politik, dan ekonomi.

    e. Meyakini kebebasan beragama.

    Islam Liberal meyakini bahwa urusan beragama dan tidak beragama adalah hak perorangan yang harus dihargai dan dilindungi. Islam Liberal tidak membenarkan penganiayaan (persekusi) atas dasar suatu pendapat atau kepercayaan.

    f. Memisahkan otoritas duniawi dan ukhrawi, otoritas keagamaan dan politik.

    Islam Liberal yakin bahwa kekuasaan keagamaan dan politik harus dipisahkan. Islam Liberal menentang negara agama (teokrasi). Islam Liberal yakin bahwa bentuk negara yang sehat bagi kehidupan agama dan politik adalah negara yang memisahkan kedua wewenang tersebut. Agama adalah sumber inspirasi yang dapat mempengaruhi kebijakan publik, tetapi agama tidak punya hak suci untuk menentukan segala bentuk kebijakan publik. Agama berada di ruang privat, dan urusan publik harus diselenggarakan melalui proses konsensus.

    2. Mengapa disebut Islam Liberal?

    Nama “Islam liberal” menggambarkan prinsip-prinsip yang kami anut, yaitu Islam yang menekankan kebebasan pribadi dan pembebasan dari struktur sosial-politik yang menindas. “Liberal” di sini bermakna dua:

    kebebasan dan pembebasan. Kami percaya bahwa Islam selalu dilekati kata sifat, sebab pada kenyataannya Islam ditafsirkan secara berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan penafsirnya. Kami memilih satu jenis tafsir, dan dengan demikian satu kata sifat terhadap Islam, yaitu “liberal”. Untuk mewujudkan Islam Liberal, kami membentuk Jaringan Islam Liberal (JIL).

    3. Mengapa Jaringan Islam Liberal?

    Tujuan utama kami adalah menyebarkan gagasan Islam Liberal seluas-luasnya kepada masyarakat. Untuk itu kami memilih bentuk jaringan, bukan organisasi kemasyarakatan, maupun partai politik. JIL adalah wadah yang longgar untuk siapapun yang memiliki aspirasi dan kepedulian terhadap gagasan Islam Liberal.

    4. Apa misi JIL?

    Pertama, mengembangkan penafsiran Islam yang liberal sesuai dengan prinsip-prinsip yang kami anut, serta menyebarkannya kepada seluas mungkin khalayak.

    Kedua, mengusahakan terbukanya ruang dialog yang bebas dari tekanan konservatisme. Kami yakin, terbukanya ruang dialog akan memekarkan pemikiran dan gerakan Islam yang sehat.

    Ketiga, mengupayakan terciptanya struktur sosial dan politik yang adil dan manusiawi.

  6. PROGRAM JIL

    Ada beberapa kegiatan pokok Jaringan Islam Liberal yang sudah dilakukan saat ini:

    Sindikasi Penulis Islam Liberal. Maksudnya adalah mengumpulkan tulisan sejumlah penulis yang selama ini dikenal (atau belum dikenal) oleh publik luas sebagai pembela pluralisme dan inklusivisme. Sindikasi ini akan menyediakan bahan-bahan tulisan, wawancara dan artikel yang baik untuk koran-koran di daerah yang biasanya mengalami kesulitan untuk mendapatkan penulis yang baik. Dengan adanya “otonomi daerah”, maka peran media lokal makin penting, dan suara-suara keagamaan yang toleran juga penting untuk disebarkan melalui media daerah ini. Setiap minggu, akan disediakan artikel dan wawancara untuk koran-koran daerah.

    Talk-show di Kantor Berita Radio 68H. Talk-show ini akan mengundang sejumlah tokoh yang selama ini dikenal sebagai “pendekar pluralisme dan inklusivisme” untuk berbicara tentang berbagai isu sosial-keagamaan di Tanah Air. Acara ini akan diselenggarakan setiap minggu, dan disiarkan melaui jaringan Radio namlapanha di 40 Radio, antara lain; Radio namlapanha Jakarta, Radio Smart (Menado), Radio DMS (Maluku), Radio Unisi (Yogyakarta), Radio PTPN (Solo), Radio Mara (Bandung), Radio Prima FM (Aceh).

    Penerbitan Buku. JIL berupaya menghadirkan buku-buku yang bertemakan pluralisme dan inklusivisme agama, baik berupa terjemahan, kumpulan tulisan, maupun penerbitan ulang buku-buku lama yang masih relevan dengan tema-tema tersebut. Saat ini JIL sudah menerbitkan buku kumpulan artikel, wawancara, dan diskusi yang diselenggarakan oleh JIL, berjudul Wajah Liberal Islam di Indonesia.

    Penerbitan Buku Saku. Untuk kebutuhan pembaca umum, JIL menerbitkan Buku saku setebal 50-100 halaman dengan bahasa renyah dan mudah dicerna. Buku Saku ini akan mengulas dan menanggapi sejumlah isu yang menajdi bahan perdebatan dalam masyarakat. Tentu, tanggapan ini dari perspektif Islam Liberal. Tema-tema itu antara lain: jihad, penerapan syari’at Islam, jilbab, penerapan ajaran “memerintahkan yang baik, dan mencegah yang jahat” (amr ma’ruf, nahy munkar), dll.

    Website Islamlib.com. Program ini berawal dari dibukanya milis Islam Liberal (islamliberal@yahoogroups.com) yang mendapat respon positif. Ada usulan dari beberapa anggota untuk meluaskan milis ini ke dalam bentuk website yang bisa diakses oleh semua kalangan. Sementara milis akan tetap dipertahankan untuk kalangan terbatas saja. Semua produk JIL (sindikasi media, talk show radio, dll.) akan dimuat dalam website ini. Web ini juga akan memuat setiap perkembangan berita, artikel, atau apapun yang berkaitan dengan misi JIL.

    Iklan Layanan Masyarakat. Untuk menyebarkan visi Islam Liberal, JIL memproduksi sejumlah Iklan Layanan Masyarakat (Public Service Advertisement) dengan tema-tema seputar pluralisme, penghargaan atas perbedaan, dan dan pencegahan konflik sosial. Salah satu iklan yang sudah diproduksi adalah iklan berjudul “Islam Warna-Warni”.

    Diskusi Keislaman. Melalui kerjasama dengan pihak luar (universitas, LSM, kelompok mahasiswa, pesantren, dan pihak-pihak lain), JIL menyelenggarakan sejumlah diskusi dan seminar mengenai tema-tema keislaman dan keagamaan secara umum. Termasuk dalam kegiatan ini adalah diskusi keliling yang diadakan melalui kerjasama dengan kelompok-kelompok mahasiswa di sejumlah universitas, seperti Universitas Indonesia Jakarta, Universitas Diponegoro Semarang, Institut Pertanian Bogor, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dll.

  7. Syekh Maulakhailah said

    SEPILIS (SEKULARISME, PULRALISME, LIBERALISME) adalah aliran yang dihukumi sesat oleh MUI.

    Ini Daftar 50 TOKOH JIL INDONESIA

    A. Para Pelopor

    1.. Abdul Mukti Ali
    2.. Abdurrahman Wahid
    3.. Ahmad Wahib
    4.. Djohan Effendi
    5.. Harun Nasution
    6.. M. Dawam Raharjo
    7.. Munawir Sjadzali
    8.. Nurcholish Madjid

    B. Para Senior

    9.. Abdul Munir Mulkhan
    10.. Ahmad Syafi’i Ma’arif
    11.. Alwi Abdurrahman Shihab
    12.. Azyumardi Azra
    13.. Goenawan Mohammad
    14.. Jalaluddin Rahmat
    15.. Kautsar Azhari Noer
    16.. Komaruddin Hidayat
    17.. M. Amin Abdullah
    18.. M. Syafi’i Anwar
    19.. Masdar F. Mas’udi
    20.. Moeslim Abdurrahman
    21.. Nasaruddin Umar
    22.. Said Aqiel Siradj
    23.. Zainun Kamal

    C. Para Penerus “Perjuangan”

    24.. Abd A’la
    25.. Abdul Moqsith Ghazali
    26.. Ahmad Fuad Fanani
    27.. Ahmad Gaus AF
    28.. Ahmad Sahal
    29.. Bahtiar Effendy
    30.. Budhy Munawar-Rahman
    31.. Denny JA
    32.. Fathimah Usman
    33.. Hamid Basyaib
    34.. Husein Muhammad
    35.. Ihsan Ali Fauzi
    36.. M. Jadul Maula
    37.. M. Luthfie Assyaukanie
    38.. Muhammad Ali
    39.. Mun’im A. Sirry
    40.. Nong Darol Mahmada
    41.. Rizal Malarangeng
    42.. Saiful Mujani
    43.. Siti Musdah Mulia
    44.. Sukidi
    45.. Sumanto al-Qurthuby
    46.. Syamsu Rizal Panggabean
    47.. Taufik Adnan Amal
    48.. Ulil Abshar-Abdalla
    49.. Zuhairi Misrawi
    50.. Zuly Qodir

  8. PANGERAN ISLAM said

    KEPUTUSAN FATWA
    MAJELIS ULAMA INDONEISA
    Nomor : 7/MUNAS VII/MUI/II/2005
    Tentang
    PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA

    Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam Musyawarah Nasional MUI VII, pada 19-22 Jumadil Akhir 1246 H. / 26-29 Juli M.;

    MENIMBANG :

    Bahwa pada akhir-akhir ini berkembang paham pluralisme agama, liberalisme dan sekularisme serta paham-paham sejenis lainnya di kalangan masyarakat;
    Bahwa berkembangnya paham pluralisme agama, liberalisme dan sekularisme serta dikalangan masyarakat telah menimbulkan keresahan sehingga sebagian masyarakat meminta MUI untuk menetapkan Fatwa tentang masalah tersebut;
    Bahwa karena itu , MUI memandang perlu menetapkan Fatwa tentang paham pluralisme, liberalisme, dan sekularisme agama tersebut untuk di jadikan pedoman oleh umat Islam.

    MENGINGAT :

    Firman Allah :
    Barang siapa mencari agama selaian agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan terima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi… (QS. Ali Imaran [3]: 85)
    Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam… (QS. Ali Imran [3]: 19)
    Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku. (QS. al-Kafirun [109] : 6).
    Dan tidaklahpatut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu’min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (QS. al-Azhab [33:36).
    Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barang siapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (QS. al-Mumtahinah [60]: 8-9).
    Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni’matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan. (QS. al-Qashash [28]: 77).
    Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang dimuka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta. (terhadap Allah). (QS. al-An’am [6]: 116).
    Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu. (Q. al-Mu’minun [23]: 71).

    Hadis Nabi saw :

    Imam Muslim (w. 262 H) dalam Kitabnya Shahih Muslim, meriwayatkan sabda Rasulullah saw :
    “Demi Dzat yang menguasai jiwa Muhammad, tidak ada seorangpun baik Yahudi maupun Nasrani yang mendengar tentang diriku dari Umat Islam ini, kemudian ia mati dan tidak beriman terhadap ajaran yang aku bawa, kecuali ia akan menjadi penghuni Neraka.” (HR Muslim).

    Nabi mengirimkan surat-surat dakwah kepada orang-orang non-Muslim, antara lain Kaisar Heraklius, Raja Romawi yang beragama Nasrani, al-Najasyi Raja Abesenia yang beragama Nasrani dan Kisra Persia yang beragama Majusi, dimana Nabi mengajak mereka untuk masuk Islam. (riwayat Ibn Sa’d dalam al-Thabaqat al-Kubra dan Imam Al-Bukhari dalam Shahih al-Bukhari).
    Nabi saw melakukan pergaulan social secara baik dengan komunitas-komunitas non-Muslim seperti Komunitas Yahudi yang tinggal di Khaibar dan Nasrani yang tinggal di Najran; bahkan salah seorang mertua Nabi yang bernama Huyay bin Aththab adalah tokoh Yahudi Bani Quradzah (Sayyid Bani Quraizah). (Riwayat al-Bukhari dan Muslim).

    MEMPERHATIKAN : Pendapat Sidang Komisi C Bidang Fatwa pada Munas VII VII MUI 2005.

    Dengan bertawakal kepada Allah SWT.

    MEMUTUSKAN

    MENETAPKAN : FATWA TENTANG PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN ISLAM
    Pertama : Ketentuan Umum

    Dalam Fatwa ini, yang dimaksud dengan

    Pluralisme agama adalah suatu paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah sama dan karenanya kebenaran setiap agama adalah relative; oleh sebab itu, setiap pemeluk agama tidak boleh mengkalim bahwa hanya agamanyasaja yang benar sedangkan agama yang lain salah. Pluralisme juga mengajarkan bahwa semua pemeluk agama akan masuk dan hidup dan berdampingan di surga.
    Pluralitas agama adalah sebuah kenyataan bahwa di negara atau daerah tertentu terdapat berbagai pemeluk agama yang hidup secara berdampingan.
    Liberalisme adalah memahami nash-nash agama (Al-Qur’an & Sunnaah) dengan menggunakan akal pikiran yang bebas; dan hanya menerima doktrin-doktrin agama yang sesuai dengan akal pikiran semata.
    sekualisme adalah memisahkan urusan dunia dari agama hanya digunakan untuk mengatur hubungan pribadi dengan Tuhan, sedangkan hubungan sesame manusia diatur hanya dengan berdasarkan kesepakatan social.

    Kedua : Ketentuan Hukum

    pluralism, Sekualarisme dan Liberalisme agama sebagaimana dimaksud pada bagian pertama adalah paham yang bertentangan dengan ajaran agama islam.
    Umat Islam haram mengikuti paham Pluralisme Sekularisme dan Liberalisme Agama.
    Dalam masalah aqidah dan ibadah, umat islam wajib bersikap ekseklusif, dalam arti haram mencampur adukan aqidah dan ibadah umat islam dengan aqidah dan ibadah pemeluk agama lain.
    Bagi masyarakat muslim yang tinggal bersama pemeluk agama lain (pluralitas agama), dalam masalah social yang tidak berkaitan dengan aqidah dan ibadah, umat Islam bersikap inklusif, dalam arti tetap melakukan pergaulan social denga pemeluk agama lain sepanjang tidak saling merugikan.

    Ditetapkan di: Jakarta
    Pada tanggal: 22 Jumadil Akhir 1426 H.
    29 Juli 2005 M

    MUSYAWARAH NASIONAL VII
    MAJELIS ULAMA INDONESIA

    Pimpinan Sidang Komisi C Bidang Fatwa Ketua, Sekretaris,

    K.H. MA’RUF AMIN HASANUDIN

  9. PANGERAN ISLAM said

    MAKLUMAT FPI TENTANG “SEPILIS”
    .

    ﺑﺴﻡ ﺍﷲ ﺍﻟﺮ ﺤﻤﻦ ﺍﻟﺮ ﺤﻴﻡ

    MEMBONGKAR KEDOK SEPILIS

    Amanat AI-Habib Muhammad Rizieq bin Husein Syihab

    “Waspadalah terhadap MAFIA SEPILIS yang menipu umat dengan segudang Gelar Akademis, memakai Jas Cendekiawan dan Dasi Ilmuwan melalui Performa Modernis serta Diplomasi Intelektual, untuk melakukan MANIPULASI HUJJAH dan KORUPSI DALIL, atas nama maslahat, pembaharuan, persamaan, persatuan, kemanusiaan, kebebasan, keadilan dan HAM ! Mereka adalah Perusak Aqidah, Penghancur Akhlaq, Pemerkosa Syari’at dan Penoda Agama.”

    APA & BAGAIMANA SEPILIS ITU ?

    “SEPILIS” adalah singkatan dari SEKULARISME, PLURALISME dan LIBERALISME.

    SEKULARISME ialah suatu isme (aliran pemikiran / pemahaman) yang mempercayai dan meyakini serta “mengimani” bahwa agama harus dipisah dari negara, sehingga dalam mengelola negara tidak boleh membawa simbol / atribut agama apalagi ajaran agama. Dalam prakteknya, SEKULARISME telah menjadi suatu IDEOLOGI yang ANTI AGAMA, bahkan MEMUSUHI AGAMA.

    PLURALISME ialah suatu isme (aliran pemikiran / pemahaman) yang mempercayai dan meyakini serta “mengimani” bahwa semua agama SAMA dan BENAR, sehingga SIAPA PUN – termasuk Nabi dan Rasul sekali pun – TIDAK BERHAK mengklaim ajaran agamanya yang paling benar. Dalam prakteknya, PLURALISME telah menjadi suatu IDEOLOGI LINTAS AGAMA yang mencampur- adukkan ajaran semua agama.

    LIBERALISME ialah suatu isme (aliran pemikiran / pemahaman) yang mempercayai dan meyakini serta “mengimani” banwa nash AI-Qur’an dan As-Sunnah harus tunduk kepada AKAL dan bahwasanya manusia memiliki KEBEBASAN MUTLAK. sehingga SIAPA PUN – termasuk Tuhan sekali pun – TIDAK BERHAK untuk mewajibkan / mengharamkan sesuatu atas manusia Karena WAJIB / HARAM adalah pemasungan kebebasan dan pemerkosaan HAM. Dalam prakteknya, LIBERALISME telah menjadi suatu IDEOLOGI yang MEMBOLEHKAN berbagai kemunkaran, seperti pornografi / pornoaksi, perzinahan, homosex, lesbian, pelacuran. pemurtadan, aliran sesat dan penistaan agama.

    FATWA MUI No. 7 Tahun 2005

    Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme Agama adalah paham yang bertentangan dengan ajaran agama Islam, dan hukumnya HARAM.

    CATATAN RENTING

    PLURALISME tidak sama dengan PLURALITAS

    Islam menolak PLURALISME karena merupakan IDEOLOGI PENCAMPUR-ADUKKAN AQIDAH. Tapi Islam menerima PLURALITAS karena merupakan SUNNATULLAH sebagai Dinamika Kehidupan yang menghargai keragaman kemajemukan dan kebhinekaan.

    Karenanya, umat Islam bisa hidup berdampingan dengan umat beragama lain secara damai penuh toleran, saling menghargai dan menghormati. Tiap umat beragama bebas meyakini kebenaran agamanya masing-masing. dan bebas untuk tidak menerima kebenaran agama lain, namun tidak boleh menistakannya. Mereka tidak boleh dipaksa untuk membenarkan agama lain sebagaimana yang dilakukan KAUM SEPILIS.

    Intinya, Islam sangat menghargai KEBEBASAN BERAGAMA, tapi menolak PENCAMPUR-ADUKAN AGAMA dan PENODAAN AGAMA.

    BUKTI KESESATAN SEPILIS

    Buku FIQIH LINTAS AGAMA karya Tim Penulis PARAMADINA yang terdiri dari Prof DR. Nurcholish Majid (Pendiri Paramadina), Prof. DR. Komaruddin Hidayat (RektorUIN Jakarta), DR. Kautsar Azhari Noer (Dosen UIN Jakarta), DR. Zainun Kamal (Dosen UtN Jakarta). KH, Masdar F. Mas’udi (Ketua PBNU), Zuhain Misrawi, Lc (Kader Muda NU dan anggota Baitul Muslimin Indonesia–PDIP), Budhy Munawar Rachman (Dir. Program Paramadina), Ahmad Gaus AF (Dir. Publikasi Liberal for All Foundation – USA), dan sebagai Editor; Mun’im A. Sirry, MA (Peneliti Paramadina). Diterbitkan oleh Yayasan Waqaf Paramadina & The Asian Foundation, tahun 2004. ISI BUKU :

    Menghina FIQIH sebagai belenggu kehidupan dan memfitnahnya sebagai ajaran yang mendiskreditkan agama lain, bahkan sebagai penyebar kebencian dan kecurigaan terhadap agama Islam. (Kata Pengantar hal. ix dan Mukadimah hal. 2).

    Mengnina periode dan generasi AS-SALAF ASH-SHOLIH sebagai penyebab kebekuan pemahaman, dan memfitnah IMAM SYAFI’I sebagai penyebab tidak berkembangnya pemikiran Islam lebih dua belas abad. (Mukadimah hal 4- 5).

    Ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan di Madinah DISKRIMINATIF, EKSKLUSIF dan FUNDAMENTALISTIK. (hal. 142).

    Umat beragama apa pun tidak kafir, karena semua agama sama dan benar. sehingga tidak boleh ada yang mengklaim bahwa agarnanya yang paling benar. (hal 133, 167, 206 – 207).

    Atas Dasar HIKMAH dan KEMASLAHATAN persaudaraan, persahabatan, kedamaian, kerukunan, solidaritas, persatuan dan kehangatan pergaulan antar umat beragama, maka :

    BOLEH mengucapkan SALAM kepada NON MUSLIM, bahkan WAJIB menjawab salam mereka. (hal. 72. 77 – 76).

    BOLEH mengucapkan SELAMAT NATAL alau Selamat Hari Besar Agama apa pun, bahkan BOLEH ikut merayakannya (hal.84-85).

    BOLEH MENDO’AKAN dan MINTA DO’A dari NON MUSLIM, termasuk DO’A BERSAMA, bahkan semua itu DIANJURKAN. (hal. 102 -103, 107).

    BOLEH MASUK MASJID mana saja dan kapan saja bagi NON MUSLIM, termasuk MASJIDIL HARAM dan MASJID NABAWI. (hal. 110 & 118).

    Hukum JIZYAH melecehkan NON MUSLIM, maka harus DINASAKH. (hal.151- 152).

    BOLEH Kawin Beda Agama dan HARUS ada Waris Beda Agama (hal. 164 & 167).

    Buku LOBANG HITAM AGAMA karya Sumanto AI-Qurtuby (alumnus IAIN Semarang) dengan Pengantar : Ulil Abshar Abdalla (Kader Muda NU, Pendiri JIL dan Dir. Freedom Institute), dan di-endos cover yang penuh pujian oleh : Gus Dur (Mantan Ketua PBNU & Mantan Presiden RI), DR. Moeslim Abdurrahman (Cendikiawan Muhammadiyah), Anif Sirsaeba Alafsana (Pengasuh Pesantren Karya Basmala Indonesia), Ahmad Tohari (Budayawan), dan Trisno S. Sutanto (Pengamat Sosial dan Keagamaan). Diterbitkan oleh Ilham Institute dan Rumah Kata, tahun 2005.

    ISI BUKU :

    PENISTAAN TERHADAP AGAMA :

    Agama bukan produk Tuhan (hal. 31).

    Agama adalah penjajah budaya dan pemasung intelektual (hal. 55 & 58).

    Agama mematikan akal dan nalar (hal. 59).

    Agama sumber konflik dan pembawa bencana (hal 83 & 37).

    Islam adalah strategi budaya Muhammad dan merupakan sinkretik, serta campuran budaya : Judaisme, Kristianisme dan Arabisme (hal 216. 217 dan 225).

    Penulisan bahasa arab adalah Arabisme (hal. 22S)

    PENISTAAN TERHADAP AL-QUR’AN :

    Kemaslahatan lebih diutamakan daripada ayat-ayat Tuhan (hal. 31).

    Umar ikut menciptakan Al-Qur’an (hal. 32).

    Teks Al-Qur’an tidak autentik (hal. 34 & 37).

    Nabi dan para sahabat adalah para pencipta Al-Qur’an (hal. 43).

    Al-Qur’an angker dan perangkap bangsa Quraisy, serta dibuat oleh manusia dan bukan kitab suci (hal. 64 – 65)

    Al-Qur’an membelenggu kebebasan dan rnenciptakan tragedi kemanusiaan (hal. 117).

    Muhammad, Islam dan Al-Qur’an tidak terlepas dari distorsi / penyimpangan (hal. 126).

    Kandungan Al-Qur’an kontroversi (hal. 142).

    Al-Qur’an saja bermasalah, apalagi Kitab Kuning (hal. 146).

    PENISTAAN TERHADAP NABI, SHAHABAT & ULAMA :

    Utsman pelaku nepotisme dan keliru membuat mushaf Al-Qur’an (hal.39).

    Nabi dan para Tokoh Non Muslim seperti : Gandhi, Luther, Bunda Terresa & Romo Mangun bersama-sama menunggu di Surga (hal. 45).

    Kisah Heroik Para Nabi dan Mu’jizatnya hanya dongeng seperti : Sinetron “Saras 008” atau kisah heroik James Bond (hal. 58).

    Nalar Politik Tirani dibentuk oleh Khulafa’ Rasyidin (hal 124).

    Para sahabat Nabi telah memperagakan Politik Islam dengan sangat sempuma mengerikannya (hal. 134).

    Imam AI-Mawardi mengkhianati hak-hak rakyat dan seorang Rasis / Arabisme (hal150 & 155).

    Doktrin Politik Sunni ambigu dan out of date / kadaluarsa (hal 167).

    Al-‘Asy’ari dan Al-Ma’turidi menjalin persekongkolan politik (hal. 171).

    Ahlus Sunnah wal Jama’ah (ASWAJA) adalah sekte yang telah memanipulasi teks-teks keagamaan (hal. 229).

    PENISTAAN TERHADAP SYARI’AT ISLAM :

    Syari’at Islam menciptakan gerombolan mafia dan anjing-anjing penjilat kekuasaan (hal. 70).

    Syari’at Islam diskriminatif terhadap perempuan dan non muslim (hal.131-132).

    Formalisasi Syari’at Islam bukan hanya Utopis, tapi juga Tirani (hal. 134).

    PERNYATAAN 10 BESAR TOKOH SEPILIS INDONESIA:

    KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur); Mantan Ketua Umum PBNU.

    “AI-Qur’an adalah Kitab Suci paling porno di dunia”, dilontarkan dalam dialog interaktif di Radio 68H – Utan Kayu, Jakarta, bersama M. Guntur Romli, wartawan Tempo, pada Senin 17 April 2006.

    Prof DR. Ahmad Syafi’i Ma’arif : Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah :

    Di tahun 2007 membuat tulisan tentang kesamaan umat Islam, Nasrani dan Yahudi di mata Allah. (Majalah MADINA No.06/Tahun I, Juni 2008, hal. 9).

    Prof. DR. Dawam Rahardjo : Mantan Pengurus PP Muhammadiyah

    “Kalau Islam tidak bisa dikontrol oleh negara sebaiknya Islam dilarang saja di Indonesia”, dilontarkan dalam Kolokium International Center Islam and Pluralism (ICIP) pada Selasa, 11 Oktober 2005 di Jakarta, dikutip http://www.christianpost.co.id.

    “Pindah Agama tidak Murtad!” dilontarkan dalam Sidang Majelis Pekerja Lengkap Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia pada Rabu, 25 Januari 2006 di Pekanbaru-Riau, dikutip Suara Pembaruan.

    Prof. DR. Nasaruddin Umar, MA : Dirjen Bimas Islam Depag RI dan Dosen UIN Jakarta

    “Semua Kitab Suci bias gender” (maksud bias gender ialah tidak adil dalam soal jenis kelamin, khususnya diskriminatif terhadap wanita). Wawancara yang dimuat dalarn situs JIL. (50 Tokoh Islam Liberal Indonesia, Budi Handrianto, hal. 157).

    Prof. DR. Musdah Mulia. MA : Ahli Peneliti di Depag Rl dan Dosen UIN Jakarta

    “Tidak ada perbedaan antara Lesbian dan tidak Lesbian. Dalam pandangan Allah, orang-orang dihargai didasarkan pada keimanan mereka”. dilontarkan dalam Dialog Publik di Jakarta pada 27 Maret 2008. (Suara Islam edisi 42, 18 April – 1 Mei 2008, hal. 12).

    Di tahun 2004 menjadi Kordinator Tim Pengurus Utamaan Gender (PUG) – Depag RI, yang menerbitkan Counter Legal Draft – Kompilasi Hukum Islam (CLD – KHI) yang berisi, antara lain : Poligami tidak sah, Kawin Beda Agama sah, Laki-laki terkena ‘iddah 130 hari. Waris anak laki dan perempuan sama. (50 Tokoh Islam Liberal Indonesia Budi Handrianto, hal. 237 – 241).

    Prof. DR. M. Amin Abdullah Mantan Rektor UIN Yogyakarta.

    “Tafsir-tafsir klasik AI-Qur’an tidak lagi memberi makna dan fungsi yang jelas dalam kehidupan umat Islam.” (Pengantar untuk buku Hermeneutika Pembebasan, karya llham B. Saenong, terbitan Teraju – Jakarta, tahun 2002).

    Prof. DR.Abdul Munir Mulkhan : Mantan Pengurus Muhammadiyah.

    “Jika semua agama memang benar sendiri, penting diyakini bahwa surga Tuhan yang satu itu sendiri, terdiri banyak pintu dan kamar Tiap pintu adalah jalan pemeiuk tiap Agama memasuki kamar surganya.” (dari bukunya : Ajaran dan Jalan Kematian Syekh Siti Jenar. Kreasi Wacana. Yogyakarta, tahun 2002, hal. 44).

    DR M Luthfi Asy-Syaukani : Dosen di Universitas Paramadina

    “Pada gilirannya, perangkat dan konsep-konsep Agama seperti Kitab Suci, Nabi, Malaikat, dan lain-lain tak terlalu penting lagi.” (Kompas. 3 September 2005).

    Dalam Dialog antara Luthfi Syaukani – Adnin Armas, MA di Mailing List (milis) Islam Liberal, tanggal 10 Mei 2001, Luthfi menyatakan bahwa buku-buku karya kaum Orientalis atau Liberal seperti : AAA. Fyzee, M. Watt, H.A.R. Gibb, Denny, Laroui, Nashr Hamid Abu Zayd, An- Na’im, Fatima Mernissi, dan lain-lain, lebih disukai dari pada kitab- kitab Para Ulama Salaf seperti : Syafi’i, Bukhori, Ghazali, dan lain- lain, yang dinilainya sebagai buku-buku biasa yang membosankan. (Pengaruh Kristen-Orientalis terhadap Islam, GIP. Jakarta, tahun 2003, hal. 36-37).

    Ulil Abshar Abdalla, MA : Kader Muda NU dan Pendiri JIL

    “Menurut saya, tidak ada yang disebut Hukum Tuhan dalam pengertian seperti yang dipahami orang Islam. Misalnya Hukum Tuhan tentang pencurian, jual-beli, pernikahan, pemerintahan dan lain-lain.” (Kompas, 18 November 2002)

    “Rasul Muhammad adalah Tokoh Historis yang harus dikaji dengan kritis (sehingga tidak hanya menjadi mitos yang dikagumi saja, tanpa memandang aspek-aspek beliau sebagai manusia yang juga banyak kekurangannya).” (Kompas, 18 November 2002).

    “Negara Sekuler lebih unggul daripada Negara Islam ala fundamentalis, sebab Negara Sekuler bisa menampung energi kesalehan dan energi kemaksiatan sekaligus.” (Tempo edisi 19-25 November 2002).

    “Semua agama sama. Semuanya menuju jalan kebenaran. Jadi Islam bukan yang paling benar.” (Gatra, 21 Desember 2002)

    “Dari segi substansi saya tidak menyesali tulisan saya.” (Gatra, 21 Desember 2002).

    Goenawan Mohamad Wartawan Tempo.

    Tokoh SEPILIS yang RASIS dan FASIS serta berhaluan SOSIALIS, pernah MEMBELA SALMAN RUSHDI dengan alasan kebebasan mencipta, dan MEMBELA AHMADIYAH dengan alasan kebebasan beragama, serta MENOLAK RUU ANTI PORNOGRAFI DAN PORNOAKSI (RUU APP) lewat tulisannya yang berjudul: RUU Porno : Arab atau Indonesia ? Dia menyimpulkan bahwa RUU APP adalah ARABISASI (Koran Tempo 8 Maret 2006)

    ALLAH SWT DAN RASULULLAH SAW TELAH DINISTAKAN

    AGAMA ISLAM DAN AL-QUR’AN TELAH DILECEHKAN

    PARA NABI, SHAHABAT & ULAMA SALAF TELAH DIHINAKAN

    APA YANG HARUS KITA LAKUKAN ?

  10. Romo said

    Salam sejahtera

    Saya heran sekali…saya yang beragama Kristen saja tidak sudi ikut paham SEKULARISME, PLURALISME, LIBERALISME (SEPILIS). lalu mengapa ada sebagian kecil orang Islam bisa ikut SEPILIS ya? padahal mereka professor…

    Mungkin ada yang tahu jawabannya?

    Ternyata, suatu hari saya datangi ke utankayu (markas JI) dan saya tanyakan untuk apa ada JIL? mereka menjawab, ini proyek…bahkan kata ulil abshar abdalla, setiap sebulan sekali dia mendapatkan 1,4 Milyar dari Asia Foundation.

    sebagai seorang yang beragama Kristen, saya merasa kasihan kepada mereka…JIL adalah pengkhianat Islam. Orang-orang JIL lebih tergiur dengan dollar, dan menjual Aqidah Islam yang begitu indah.

    Terus terang, walaupun saya beragama Kristen, tapi saya tetap belajar tentang Islam…Islam itu baik. Saya mengagumi Islam. Mudah-mudahan kelak saya bisa memeluk Islam, bukan karena diajak. Tapi karena kesadaran dari dalam diri saya.

    Karena itu saya menyerukan kepada para aktifis JIL agar kembali kepangkuan Islam.

    Salam Sejahtera

    Romo

  11. Dayat Tebet said

    WAWANCARA DENGAN ULIL ABSHAR ABDALA TENTANG DANA UNTUK JIL

    http://www.opensubscriber.com/message/ppiindia@yahoogroups.com/824401.html

    Gemerincing dollar di balik program Liberalisasi Islam
    di Indonesia sering hanya menjadi gosip. Tapi, tokoh
    JIL, Ulil Abshar Abdala mengaku jujur pada
    Hidayatullah tentang isu itu

    Ulil Abshar Abdalla (Koordinator Jaringan Islam
    Liberal)

    Benarkah JIL didanai oleh The Asia Foundation? Benar,
    berapa jumlahnya?

    Setiap tahun kami mendapat sekitar Rp 1,4 milyar.
    Selain itu, JIL juga mendapatkan dana dari
    sumber-sumber domestik, Eropa, dan Amerika. Tapi yang
    paling besar dari TAF. Tapi dana itu jauh lebih kecil
    daripada dana yang diperoleh ormas-ormas Islam
    lainnya.

    Ormas mana?

    Selain kami ada juga ormas Islam yang menerima dana
    dari TAF program Islam and Civil Society. Mereka itu
    adalah Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, UIN Syarif
    Hidayatullah Jakarta, IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
    Universitas Muhammadiyah Solo, dan Departemen Agama.
    Dana yang diterima JIL jauh lebih kecil daripada
    mereka.

    Ormas-ormas tersebut dipandang menggulirkan isu yang
    sejalan dengan JIL?

    Tidak juga, justru bermacam-macam. Ada isu toleransi,
    kesetaraan gender, demokrasi, dan pluralisme.

    TAF menjalin kerjasama dengan Yahudi dan CIA. Berarti
    JIL sesungguhnya menjalankan agenda mereka?

    Ini cara berpikir orang yang dibingkai dalam kerangka
    berpikir teori konspirasi. Seolah ada agenda besar
    yang dipimpin oleh Amerika Serikat. Perlu Anda tahu
    bahwa orang-orang kaya, baik Yahudi maupun non-Yahudi,
    punya tradisi yang sama, yaitu menyumbangkan sebagian
    kekayaannya kepada kegiatan sosial. Mereka akan
    dibebaskan dari pajak dan memperoleh reputasi lebih
    tinggi karena telah berbuat baik untuk masyarakat. Hal
    ini sangat menakjubkan dibanding dunia Islam.

    Apa yang dilakukan TAF dan Yahudinya itu tidak akan
    bermasalah?

    Saya tidak keberatan mendapatkan dana dari Yahudi atau
    CIA. Memangnya kenapa? Sepanjang mereka tidak
    mempengaruhi kebijakan internal organisasi saya dan
    selama saya tidak diintervensi, tak masalah buat saya.

    Tetapi tentu saja mereka tidak akan memberi bantuan
    secara cuma-cuma kan?

    Sudah tentu mereka akan mendanai kegiatan-kegiatan
    yang punya satu visi dengan mereka. Tidak mungkin
    mereka mendanai kegiatan organisasi yang bersifat
    fanatisme agama. Kami, seperti JIL, NU, IAIN,
    Muhamammadiyah, juga tidak mungkin mencetak buku-buku
    Wahabi walau diiming-imingi oleh, misalnya, Arab
    Saudi.

    Kami punya ideologi tertentu, dan kami tidak bisa
    menerima uang dari orang yang tidak seideologi dengan
    kami. Kalau Pemerintah Arab Saudi akan membiayai
    kegiatan JIL, fine (baik). Tapi kalau mereka menyuruh
    saya untuk mengadakan kegiatan yang anti Islam
    liberal, anti Islam progresif, menyebarkan Islam yang
    konservatif, ya saya tidak mau.

    Pendapat Anda seringkali kontroversial dan berbeda
    dengan para ulama. Kenapa begitu?

    Kontroversi itu bukan tujuan saya. Kontroversi itu
    akibat yang tak terelakkan. Saya mengemukakan pendapat
    tentang Islam yang berbeda dengan orang banyak.
    Otomatis, kalau pendapat Anda berbeda dan perbedaan
    itu sangat prinsip, yaitu agama, maka sudah tentu akan
    menimbulkan kontroversi. Jadi, kontroversi itu akibat,
    bukan sebab.

    Secara jujur saya katakan, pandangan-pandangan saya
    itulah iman saya tentang Islam. Saya merasa tenteram
    dengan pemahaman saya itu.

    Kalau boleh tahu, bagaimana dengan kehidupan keagamaan
    Anda sehari-hari?

    Soal shalat, saya tetap shalat dengan cara seperti
    orang Islam yang lain. Soal puasa, saya tetap puasa
    seperti orang Islam lain. Karena bagi saya, soal
    ritual itu sudah selesai. Itu saya anggap bagian dari
    agama yang tidak perlu dipersoalkan. Saya merumuskan
    pandangangan yang liberal berkaitan dengan hal-hal di
    luar ritual. Pandangan tentang nikah beda agama, bagi
    saya, itu bukan ritual.

    Anda setuju dengan pernikahan beda agama. Bagaimana
    jika suatu saat pernikahan beda agama itu terjadi pada
    anak Anda?

    Saya harus menanggung, karena itu pandangan saya.
    Meskipun berat. Jadi, kalau saya ditantang seperti
    itu, secara rasional saya akan menyatakan boleh.
    Tetapi secara hati saya tidak mau munafik, saya
    mengatakan berat. Tetapi itu manusiawi.

    Ada beberapa lembaga yang punya visi yang sama dengan
    JIL, seperti Majalah Syir’ah, ICRP, Radio 68H, dan
    lainnya. Ada hubungan apa?

    Mereka teman seperjuangan kami. Dalam LSM itu ada yang
    disebut culture network (budaya jaringan). Jaringan
    ini bukan hanya di Indonesia, tapi global. Kami punya
    teman-teman di luar negeri yang punya visi yang sama,
    dan kami saling share (berbagi).* (Ahmad
    Damanik/Hidayatullah)

  12. Pembela Islam said

    JIL adalah hanyalah gerombolan penjilat yg haus uang, ketenaran dan kekuasaan. Mereka itu sebenarnya ‘menjilat ludah sendiri’, tidak tau malu dan tidak mau tau.
    Silakan baca lagi artikel berikut ini: http://www.syarikat.org/content/tentang-wacana-pluralisme-agama. Semoga bermanfaat dan memberikan pencerahan kepada orang2 yg menentangnya.

  13. kadzim said

    Saya secara pribadi memang tidak ingin masuk dalam perbahasan soal JIL, karena JIL itu seperti manohara, pendatang baru.

    Pada bulan maret 2008, salah satu dosen universitas muhammdiyah malang-jatim berbicara tentang ka’bah.

    “Si dosen yang pengikut JIL berkata;
    Ka’bah adalah hasil karya arsitek muhammad”.

    Apakah saya (kadzim) tersinggung ketika membaca hal itu? jelas tidak.

    karena si dosen tersebut secara tidak langsung sudah berterus terang kepada banyak orang bahwa; dia tidak mengerti sejarah, dia tidak tahu kalau nabi ibrahim as yang membangun ka’bah dan dia tidak tahu apa-apa tentang ka’bah.

    Kemungkinan besar anggota JIL yang lain tidak jauh berbeda, suka berbicara tentang sesuatu yang tidak mereka ketahui.

    Kita tidak perlu membahas JIL, karena perjalanan JIL akan tertulis dalam sampah sejarah.

  14. Ketahuan sekali diatas mana orang munafik dan mana orang muslim sejati.
    Aqidah tidak bisa dibeli dengan segunung uang. Amerika memberi Ulil cs dana tentu tidak dengan gratis. Merekalah alat yahudi yg digunakan untuk merusak Islam di Indonesia dengan dalih berpihak pada minoritas. mereka dengan segala cara membela kepentingan amerika dan mengadu domba dengan dalih pluralisme. Mereka mengaku Islam tapi gerah dengan aturan Islam dan bahkan ingin mengubahnya karena tidak lagi sesuai dengan tuntutan jaman sekarang bahkan mereka yakin Kitab suci termasuk Alquran adalah karangan manusia bukan Tuhan/Alloh. Jadi orang JIL biasanya suka menghina agama, nabi dan kitabnya sendiri. Naudzubillahi mindzalik semoga kita dan anak turun kita tidak terkena virus JIL. Amien

  15. Kaprawi said

    Semuanya kita serahkan kepada Allah siaapa yang benar siapa yang salah Allah akan menghakimi hambanya nanti di yaumul ahir, yang penting keyakinan kita kita pertahankan samapi mati amin

  16. LOGIKA said

    SEBAGAI TUHAN YANG MAHA ESA, ALLAH SWT TIDAK DIAM !!!

    SEPINTAR APAPUN MANUSIA, YANG NASIB DAN TAKDIRNYA SUKA ATAU TIDAK SUKA ADA DITANGAN ALLAH SWT ITU PINTAR BERSIASAT, SO PASTI TIDAK AKAN BISA MELAWAN KEHENDAK ALLAH SWT.

    WALAUPUN SAAT INI MUSLIM DUNIA TERLIHAT GAMPANG DIKACAU BALAUKAN OLEH PARA PENGIKUT IBLIS DAN ANTEK-ANTEKNYA TERMASUK ORGANISASI-2 KAKI TANGANNYA DI INDONESIA, SO PASTI ALLAH SWT “TIDAK DIAM”. SEBAGAIMANA PETUNJUK-2 DALAM KITAB SUCI AL-QURAN, BAHWA “SESUNGGUHNYA MANUSIA SELALU DALAM KEADAAN MERUGI

    -> KECUALI ->

    ORANG-2 YANG BERIMAN (KEPADA ALLAH SWT), SELALU BERBUAT KEBAJIKAN (TERHADAP SESAMA) DAN MENASEHATI DALAM KEBENARAN”

    JADI JIKA ADA MANUSIA ATAU AJARAN ISLAM ATAU ORGANISASI BERLEBEL KEISLAMAN YANG MENGAJARKAN :
    1. MENYEMBAH KEPADA TUHAN SELAIN ALLAH SWT
    2. BERKITABKAN SECIKAN SELAIN KITAB SUCI AL-QURAN
    3. BERNABIKAN TERAKHIR SELAIN NABI MUHAMMAD SAW
    4. MENYAMPAIKAN SESUATU YANG TIDAK SESUAI DENGAN KITAB & SUNAH YANG ASLI.
    5. MENJUNJUNG LOGIKA KEBENARAN MANUSIA MELEBIHI KEBENARAN ALLAH SWT.

    ADALAH SESAT DAN SUATU SAAT INSYA ALLAH AKAN DITENGGELAMKAN SENDIRI OLEH ALLAH SWT. KEBENARAN DARI ALLAH SWT PADA AKHIRNYA TETAP SELALU AKAN BERKIBAR WALAU SEBELUMNYA BANYAK TERJADI : PEMUTARBALIKAN FAKTA, PEMALSUAN KEBENARAN, PEMBENARAN YANG SALAH DAN SEBALIKNYA, PERUSAKAN NAMA BAIK DAN PENYERANGAN TERHADAP ISLAM YANG DIRIDHOI OLEH ALLAH SWT, YAKNI ISLAM YANG TAUHID.

    WALAUPUN SECARA MATERIAL ATAU KEDUNIAWIAN ISLAM YANG BENAR ITU BELUM TERLIHAT LEBIH MAJU ATAU KUAT DIBANDINGKAN YANG SESAT, TAPI ALLAH SWT TETAP AKAN MENUNJUKKAN YANG BENAR DAN YANG SALAH SERTA AKAN MEMBERIKAN KEMENANGAN BAGI YANG BENAR. KEMENANGAN DI SINI BERARTI ADALAH KESELAMATAN DUNIA DAN AKHERAT. JAUH DARI SIKSA API NERAKA.

  17. irsyad said

    http://assajjad.wordpress.com/2008/04/20/menguak-sesatnya-ahmadiyah/

  18. […] This post was mentioned on Twitter by hayyu difa, hayyu difa. hayyu difa said: Membongkar “Borok” Kesesatan JIL dan Ahmadiyah: http://t.co/KJ2M9fa […]

  19. Appa' said

    JIL na’udzubillahi min dzalik. JIL laknatullah. Neraka JAHANNAM menanti kamu!!!

  20. LOGIKA said

    Darpada pusing-pusing, maka lebih baik :

    Agamamu untukmu, agamaku untukku.

    Dah gitu aja dah, sisanya urusan masing-masing pada Yang Maha Kuasa karena semua perbuatan kita akan dipertanggungjawabkan kepada-Nya.

  21. I’ve just started off a blog, the knowledge you give on this site has aided me extremely. Thank you for all your time & work.

  22. […] http://www.facebook.com/IndonesiaTanpaJIL https://kabarnet.wordpress.com/2010/10/09/pangeran-islam-awas-musuh-dalam-selimut/ https://kabarnet.wordpress.com/2009/09/20/fakta-fakta-kesesatan-jil-jaringan-islam-liberal/ […]

  23. maftuh said

    JIL ajja di repotin ,, ntar juga mati sendiri dan kita berdo’a saja semoga Alloh menunjukan kebesarannya dan membuktikan bahwa JIL ittu hanyalah aliran sesat atau bisa disebut dengan boneka nya orang yahudi ,

Komentar "PILIHAN" akan diambil menjadi artikel KabarNet.