KabarNet

Aktual Tajam

Bukan Nur Said & Ibrahim, Lalu Siapa?

Posted by KabarNet pada 23/07/2009

Hampir sepekan perhatian publik tertuju pada Nur Said alias Nur Hasbi alias Nurdin Aziz dan Ibrahim, dua sosok yang diduga sebagai pelaku bom bunuh diri di Mega Kuningan. Namun, kepolisian melansir, hasil tes DNA (deoxyribonycleic acid) menunjukkan bahwa keduanya bukanlah pelaku bom bunuh diri itu. Lalu siapa?

Buyar sudah keyakinan publik yang selama ini tergiring pada sosok Nur Hasbi sebagai pelaku bom bunuh diri di hotel JW Marriott. Hal yang sama juga berlaku bagi tudingan bahwa Ibrahim sebagai pelaku bom di Hotel The Ritz-Carlton.

Hasil tes DNA kepolisian menunjukkan ketidakcocokan antara dua keluarga Nur Said dan Ibrahim dengan potongan kepala. “Saya ulangi bahwa keluarga yang kemarin datang, keluarga Nur Hasbi, tidak identik dengan DNA dengan kepala yang ditemukan,” ujar Kadiv Humas Mabes Polri Irjen (polisi) Nanan Soekarna dalam jumpa pers di Jakarta Media Center, Bellagio, Jakarta, Rabu (22/7).

Hal yang sama juga berlaku bagi Ibrahim. Hasil tes DNA juga menunjukkan bahwa DNA keluarga Ibrahim tidak cocok dengan potongan kepala yang diduga sebagai pelaku bom bunuh diri di Hotel The Ritz-Carlton. “Setelah dilakukan tes DNA, DNA-nya juga tidak cocok, seperti juga pada Nur Hasbi,” tambahnya.

Kendati belum mengetahui siapa pelaku bom bunuh diri di Mega Kuningan, Mabes Polri merilis sketsa wajah pelaku bom. Dalam keterangan sketsa pelaku bom bunuh diri di JW Marriott, disebutkan pelaku bom bunuh diri berjenis kelamin laki-laki, berusia sekitar 16-17 tahun, kulit lebih putih, rambut lurus hitam dan pendek, tinggi badan 180 centimeter, dan ukuran sepatu 42-43.

Sementara untuk pelaku bom bunuh diri di The Ritz-Carlton disebutkan pelaku berjensi kelamin laki-laki, usia sektar 40 tahun. Kulit sawo matang, rambut lurus, pendek dan hitam. Serta tinggi sekitar 165 centimeter.

Mengomentari hasil tes DNA yang dirilis pihak kepolsiian, Ketua Gerakan Umat Islam Indonesia (GUII) Abdurrahman Assegaf yang kali pertama menyebutkan pelaku bom bunuh diri di JW Marriott adalah Nur Said alias Nur Hasbi, meragukan hasil tes DNA pihak kepolisian.

“Tes DNA ada kasalahan, karena kerangka wajah sama dengan Nur Said. Perlu dites ulang lagi,” kata Abdurrahman Assegaf kepada INILAH.COM, di Pamulang, Banten, Rabu (22/7).

Keyakinan Abdurrahman atas pelaku bom bunuh diri itu berpijak pada keterangan Kapolri Bambang Hendarso Danuri yang menyebutkan inisial N, sesaat peristiwa bom meledak di Mega Kuningan. Di samping itu, Nur Hasbi merupakan sosok yang cukup dekat dengan Noordin M Top. “Landasannya Nur Hasbi atau Nur Said, dibina langsung oleh Noordin M Top,” tegasnya.

Terkait dengan Ibrahim, Abdurrahman juga memiliki keyakinan Ibrahim pula yang menjadi pelaku di The Ritz-Carlton. Menurut dia, Ibrahim sengaja ‘dipasang’ di The Ritz-Carlton oleh Noordin Top. “Ibrahim yang membantu memasukkan bom ke hotel,” katanya.

Sementara pengamat intelijen dan terorisme Wawan H Purwanto menegaskan, kendati Polri telah merilis dua pelaku bom yang menyebutkan bukan Nur Hasbi dan Ibrahim, ia berkeyakinan jaringan Noordin M Top berada di belakang aksi di Mega Kuningan.

“Jaringan pelaku bom mengarah ke jaringan Noordin M Top. Cuma siapa pelakunya di lapangan, harus diselidiki lagi,” ujarnya. Ia berkeyakinan minggu ini atau pekan depan sudah diketahui siapa pelaku bom bunuh diri tersebut.

Lain lagi dengan pendapat pengasuh Pondok Pesantren al-Mukmin Ngruki, Surakarta, Abubakar Ba’asyir. Ia menuding CIA ada di belakang pelaku bom di Mega Kuningan. “Peledakan bom yang diduga dilakukan anggota kelompok Islam garis keras tertentu ditunggangi oleh organisasi tersebut,” katanya. Keterlibatan CIA, sambung Ketua Ansharat Tauhid ini, untuk membuat citra Islam negatif.

Dengan hasil tes DNA yang memastikan bahwa Nur Hasbi dan Ibrahim bukanlah pelaku bom bunuh diri di Marriott dan The Ritz-Carlton, maka pekerjaan kepolisian untuk mengungkap pelaku bom Mega Kuningan sepertinya masih panjang.

Komentar "PILIHAN" akan diambil menjadi artikel KabarNet.