detik.com dipilih karena media milik pengusaha Chairul Tanjung ini merupakan media online terbesar dengan jumlah pembaca terbanyak. Jadi sangat efektif untuk operasi politik pembentukan opini. Sayangnya teknik operasinya sangat kasar, dan mudah terbaca.
Oleh : Hersubeno Arief
Laman media online detik.com edisi Rabu (26/12) menurunkan sebuah berita mengejutkan. “PAN Pecah! Pendiri PAN Tulis Surat Terbuka Desak Amien Rais Mundur.”
Alinea pertama berita yang tayang pada pukul 09:51 WIB itu juga cukup bombastis : “Partai Amanat Nasional (PAN) bergejolak. Setelah sejumlah kader di daerah membelot dengan mendukung capres petahana Joko Widodo (Jokowi) dan mundurnya Bendahara Umum PAN Nasrullah, kali ini para pendiri dan penggagas partai berlambang matahari putih itu menyarankan Amien Rais mundur dari jagat perpolitikan, termasuk dari PAN.” Baca entri selengkapnya »
Terkait perayaan natal yang akan berlangsung di bulan ini, isu lama kembali ramai dibicarakan, yakni masalah pengucapan selamat natal yang diharamkan bagi umat Muslim. Segelintir orang menganggap fatwa dan ketentuan yang sebenarnya dalam agama Islam ini adalah bentuk intoleran islam terhadap agama lain.
Fatwa haram ucapan selamat natal yang dikeluarkan MUI itu tidak pernah sepi dari kritikan. Banyak media dan pihak yang mengaitkan fatwa itu sebagai perusak toleransi dan disharmoni antarumat beragama. Tentu para pengkritik itu adalah orang yang lemah agamanya dan tidak memahami aqidahnya dengan benar. Betapa bodoh dan rendahnya iman seorang Muslim bila ia menggadaikan aqidahnya hanya untuk mendapat stempel sebagai muslim ‘toleran’.Baca entri selengkapnya »
Peristiwa seputar acara Reuni 212 beberapa waktu lalu di kawasan Monumen Nasional, Jakarta. Pada Sabtu, 1 Desember 2018, pukul 18.15 WIB, beberapa jam sebelum acara digelar, diduga sebuah bom meledak di Monas. Disebutkan, posisi ledakan itu dekat dan menyasar genset meski pun pada akhirnya gagal. Tidak hanya itu, setelah semua wilayah Monas disisir panitia, satu benda lagi ditemukan di bawah panggung. Alhamdulillah belum sempat meledak.
California – KabarNet: Dua biarawati sekolah Katolik di California, Amerika Serikat California, Amerika Serikat mengaku telah menggelapkan dana sekolah sekitar US$ 500 ribu (sekitar Rp 7,3 miliar) selama bertahun-tahun. Uang tersebut mereka gunakan untuk bepergian dan berjudi di Las Vegas.
Biarawati Mary Margaret Kreuper dan Lana Chang, keduanya bersahabat, mengambil dana tersebut dari uang sekolah, biaya-biaya dan donasi di Sekolah Katolik St. James di Torrance, selatan Los Angeles. Keuskupan Agung Los Angeles menyatakan, pencurian uang tersebut diketahui saat audit rutin dan diyakini bahwa kedua biarawati telah mencuri uang tersebut selama setidaknya satu dekade.Baca entri selengkapnya »
Mengungkap Fakta Otak Kerusuhan Mei 1998 Adalah Para Dalang Dibalik Jokowi
Pengkaderan Kasebul
Saya menempuh pendidikan di sekolah milik Cosmas Batubara, tokoh eksponen’66 yang menghadiri rapat di rumah Fahmi Idris yang juga dihadiri Sofyan Wanandi. Rapat mana untuk pertama kalinya Benny Moerdani mengungkap rencana menggulingkan Presiden Soeharto melalui kerusuhan rasial anti Tionghoa dan Kristen (Salim Said, Dari Gestapu Ke Reformasi, Penerbit Mizan, hal. 316).
Salah satu kegiatan wajib di sekolah milik Cosmas Batubara adalah melakukan retreat dan tahun ajaran 1992-1993, seluruh siswa kelas 5 SD retreat selama lima hari di sebuah wisma sekitar Klender yang lebih mirip asrama daripada tempat retreat.
Wisma lokas retreat tersebut sudah sangat tua dan berdesain khas gedung tahun 1960an. Sejak awal menjejakan kaki di sana saya sudah merasakan aura yang tidak enak dan ini sangat berbeda dari lokasi retreat lain seperti Maria Bunda Karmel di puncak.Baca entri selengkapnya »
Oleh Mahfudin Nigara Wartawan Senior Mantan Wasekjen PWI
KabarNet: Lama saya pertimbangkan untuk menuliskan hal ini. Ada rasa yang berbeda dari biasanya, maklum banyak di antara mereka adalah orang-orang yang saya kenal. Tetapi rasa malu yang membuncah membuat saya akhirnya menuliskan juga otokritik ini.
Ya, sebagai orang yang pernah bergelut sebagai wartawan, sempat menjadi Pemred, dan Pemimpin Umum di beberapa media cetak nasional, sungguh saya malu melihat apa yang saat ini dilakukan oleh mereka yang masih aktif di media. Sebagai sesama wartawan, tentu basis keilmuan kita sama. Bagi kita, kebenaran wajib dilaporkan.
Bagi kita, berpihak dalam melaporkan fakta (apalagi jika dilakukan karena ada imbalan materi) haram hukumnya. Bagi kita, kebebasan dan netralitas wajib dijaga dan harus terjaga. Untuk itu, kita dilindungi oleh hukum dan dan undang-undang.
Tapi, belakangan ini, tepatnya sekitar dua tahun terakhir, ada yang aneh menyeruak di dunia pers kita. Netralitas seperti tersapu gelombang. Keberpihakan menjadi terang-benderang. Fakta di depan mata, bukan lagi berita. Mereka telah mengubah jatidiri kewartawanan menjadi pedagang. Mereka telah mengkhianati kejujuran. Baca entri selengkapnya »
KabarNet: Tulisan ini sangat menarik bersandarkan hasil pengamatan jeli dari seorang yang sangat berpengalaman dalam kancah hubungan internasional.
Penulis artikel ini, Hazairin Pohan atau biasa disapa Haz Pohan adalah pejabat karir di Kementerian Luar Negeri, mantan diplomat dan duta besar di sejumlah negara.
Haz Pohan mencoba mengurai dan sekaligus menyatukan potongan-potongan kejadian yang mengarah pada upaya “penghilangan” eksistensi Habib Rizieq Shihab sebagai salah satu tokoh besar umat Islam di tanah air.
Dengan bahasa yang renyah dan sistematis, membuat kita mudah memahami tulisan ini. Berikut ini artikel tersebut. Baca entri selengkapnya »
Sejak ditetapkan menjadi cawapres Jokowi hingga saat ini, saya bisa dibilang tidak pernah mengomentari apalagi mengkritisi KH Ma’ruf Amin. Sebagai alumni pondok pesantren, saya sangat menghormati Beliau tidak hanya sebagai orang tua, tetapi juga sebagai ulama ahli fiqih (fuqoha).
Ketika Mahfud MD membeberkan manuver Pak Kiai dalam perburuan kursi cawapres yang terbilang kasar, saya tetap tidak tertarik untuk berkomentar. Bagaimanapun seorang Nahdliyin non struktural macam saya ini harus bisa menghormati Pak Kiai sebagai Rais Am PBNU kala itu. Namun semakin hari saya merasa Pak Kiai lebih sering muncul sebagai sosok politisi ketimbang sebagai ulama. Dalam melontarkan pernyataan, Pak Kiai seringkali kurang bijak, bahkan cenderung nyinyir seperti kebanyakan politisi sekarang ini.Baca entri selengkapnya »
Dapat kiriman dari senior yg saya hormati. purnawirawan TNI AD. Beliau lama bertugas sebagai perwira intelijen di Asia Pasific, termasuk operasi di Timor Timur, Papua, Aceh.
Penyesalan beliau sekarang adalah Pancasila dan Saptamarga sdh mati di kalangan petinggi TNi-Polri
1 Rakyat harus ekstra waspada dgn mencuatnya fitnah terhadap HRS sebagai ISIS, kasus pembakaran Bendera Tauhid, kemunculan pentolan Komunis paska gorengan “Tampang Boyolali”, dst
2 Yang kita hadapi sekarang adalah sindikat super jahat internasional Konpirasi Global asing aseng yg uangnya tidak berseri ….Baca entri selengkapnya »
Makkah – KabarNet: Bendera mirip ‘Simbol ISIS’ di depan kediaman Habib Rizieq Syihab di Makkah – Arab Saudi membuat Imam Besar Front Pembela Islam itu harus berurusan dengan aparat setempat. Lalu siapa pemasang bendera itu? Tentu saja dalam hal ini HRS tak tinggal diam. Habib Rizieq melaporkan pemasangan bendera itu ke pihak kepolisian Arab Saudi.
Diduga kuat, Efendi Baharudin adalah Agen Intelejen yang menjadi Ketua Ormas Pro Jokowi (Projo) di Arab Saudi, sebagai aktor intelektual dibalik pemasangan bendera tersebut. Tentu saja kegiatan ini merupakan provokasi jahat. Selain mendirikan markas Projo ilegal di Saudi Arabia, Efendi dikabarkan juga menyewa sebuah apartemen disana.
Efendi Baharudin diduga pelaku operasi ilegal untuk menjebak dan memfitnah HRS di Mekkah, Saudi Arabia, Selasa 6 Nopember 2018, terkait fitnah Sarang ISIS dan Spanduk Kalimat Tauhid di kediaman Habib Rizieq. Karena tak terbukti, Habib Rizieq pun akhirnya dipersilakan pulang oleh pihak kepolisian setempat tanpa jaminan apa pun.Baca entri selengkapnya »
KabarNet – Opini: Insiden pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid pada perayaan Hari Santri, Senin 22 Oktober 2018 lalu di Garut, Jawa Barat oleh sejumlah anggota Banser NU ternyata berbuntut panjang. Reaksi kemarahan umat Islam yang diungkapkan melalui gelombang unjuk rasa protes bertema Aksi Bela Tauhid pun viral menular ke berbagai daerah. Reaksi bernada pro dan kontra dari tokoh-tokoh agama, politik, dan pejabat pemerintah setiap hari menghiasi topik berita di berbagai media massa.
Terkait topik tersebut di atas, berikut ini adalah opini dari da’i kondang, Ustadz Felix Siauw yang diunggah di laman facebook pribadinya: Baca entri selengkapnya »
Jakarta – KabarNet: Front Pembela Islam (FPI) menegaskan tidak ada tuntutan pembubaran Banser saat Aksi Bela Tauhid 211 di Jakarta 2 November 2018 siang. FPI menegaskan berita itu adalah hoax.
“Nggak ada sama sekali tuntutan membubarkan Banser. Itu hoax yang diciptakan, itu meme kita diubah oknum tertentu. Ada dua meme kita yang diubah mereka, termasuk di situ parade tauhid diganti parade ormas tertentu. Itu berita hoax,” ujar juru bicara FPI, Slamet Ma’arif, di Media Center, Jalan Sriwijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (1/11/2018). Baca entri selengkapnya »
Surabaya– KabarNet: Mantan Ketua GP Ansor Jatim, Drs H Choirul Anam, mengaku prihatin melihat ulah sebagian anggota Banser-Ansor yang semakin jauh dari tuntunan ulama NU. Pembakaran kalimat tauhid yang terjadi di Garut, Jawa Barat, menurutnya menandakan betapa Banser emosional, mudah diadu domba, tidak siap menghadapi perbedaan.
“Banser jangan menjadi jangkrik, warga NU tidak boleh menjadi jangkrik yang mudah diadu domba oleh kepentingan orang lain. Pembakaran kalimat tauhid, apa pun alasannya, ini sangat berbahaya. Ini menandakan ‘rendahnya’ kelas kita,” tegas Cak Anam panggilan akrabnya, Selasa (23/10/2018). Baca entri selengkapnya »
JOKOWIER, PEDAGANG PENGARUH, MACHIAVELIAN, RASIALIS DAN ISLAMOPHOBIA
Oleh: Natalius Pigai
Pemerintahan kepemimpinan Presiden Jokowi dan Jusuf Kalah sudah berlangsung 4 tahun lamanya. Apa yang dilakukan oleh pemerintah selama ini sudah dinilai secara paripurna, oposisi bertahan pada kritikan-kritikan yang tajam dan menohok, sementara partisan defensif. Karena itu tahun yang keempat ini tulisan ini difokuskan untuk menilai para pendukung pemerintah Kepemimpinan Jokowi yang saya beri nama Jokowier. Siapa saja yang dimaksud dengan Jokowier? Jokowier disini saya batasi pada Pejabat Pemerintah yang mengklaim diri orang-orang lingkaran dalam (iner sircle) Jokowi, Kerabat Penguasa, Pendukung Pemerintah baik Tim Sukses, Relawan. Namun tentu saja semua penjelasan berikut berbasis pada fakta peristiwa telah disuguhkan oleh media sebagai jendela bangsa. Ada yang terbukti, masih dalam proses hukum dan ada yang masih bersifat praduga tidak bersalah.Baca entri selengkapnya »
Jombang – KabarNet: Menyikapi sikap pengurus struktural PBNU yang telah menyeret organisasi NU ke kancah politik praktis dengan “mendukung” salah satu kontestan Pilpres 2019, akhirnya para dzurriyah (keturunan) tokoh-tokoh pendiri Nahdlatul Ulama (NU), turun gunung. Mereka menggelar halaqah penegakan khitthah NU 1926, di Dalem Kasepuhan, PP Tebuireng, Jombang, Rabu (24/10/2018).
Selain membentuk ‘Komite Khitthah’, ada tiga keputusan penting yang perlu disampaikan kepada warga NU, termasuk bagaimana menghadapi Pilpres 2019. Baca entri selengkapnya »
Jakarta – KabarNet: Majelis Ulama Indonesia (MUI) memastikan bendera dengan lafaz Tauhid yang dibakar oleh anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama di Garut, Jawa Barat, bukan bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). MUI menganggap bendera tersebut adalah bendera berkalimat Tauhid yang merupakan bendera Rasulullah, Nabi Muhammad ShollaLlahu Alaihi wa Sallam.
Disampaikan oleh Wakil Ketua MUI, Yunahar Ilyas, dalam video yang beredar tidak terlihat ada tulisan Hizbut Tahrir Indonesia dari bendera yang dibakar itu. Baca entri selengkapnya »
Garut – KabarNet: Ribuan orang yang tergabung dalam Aliansi Umat Islam Bela Tauhid menggelar aksi unjuk rasa mengutuk keras pembakaran bendera tauhid oleh anggota Barisan Ansor Serba Guna (Banser), salah satu organisasi sayap Nahdlatul Ulama di Garut, Jawa Barat, Selasa 23 Oktober 2018.
Pembakaran bendara tauhid itu terjadi usai dilaksanakan upacara peringatan Hari Santri Nasional di Alun-alun Limbangan Garut, Jawa Barat, Senin, 22 Oktober 2018 kemarin. Aksi pembakaran tersebut direkam dan videonya langsung viral melalui media sosial. Baca entri selengkapnya »
Solo – KabarNet: Ribuan orang menggelar aksi bela kalimat tauhid, dengan menggeruduk kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Solo, Selasa (23/10/2018). Aksi tersebut sempat memanas ketika sejumlah demonstran memaksa maju mendekati kantor yang dijaga pasukan bela diri Pagar Nusa.
Konvoi iring-iringan ribuan peserta demo mendatangi kantor PCNU Solo di Jalan Honggowongso, Solo, Jawa Tengah. Mereka membawa berbagai bendera bertuliskan kalimat Tauhid. Baca entri selengkapnya »
Jakarta – KabarNet: Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia, Rizal Ramli menyebut bahwa nilai tukar rupiah saat ini adalah yang terburuk sepanjang sejarah.
Hal tersebut disampaikan melalui akun Twitter @RamliRizal yang ia tulis pada Jumat (19/10/18).
Dalam cuitan tersebut, Rizal menilai respons pemerintah dalam menghadapi ekonomi saat ini sangat lucu.
Menurutnya, dalam waktu 3 tahun terakhir, ekonomi stagnan di angka 5 persen.
Mantan Menteri Keuangan di era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu menyebut bahwa pemerintah utang Rp1,47 triliun per hari.
Rizal Ramli lantas menyebut bahwa rupiah dalam kondisi terburuk dalam sejarah. Baca entri selengkapnya »
Denpasar – KabarNet: Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto menyebut masih banyak ketimpangan ekonomi yang terjadi sejak 73 tahun Indonesia merdeka. Prabowo menyebut kekayaan Indonesia hanya dinikmati segelintir orang.
“Kita melihat sekarang adalah keadaan yang saya sebut keadaan paradoks. Keadaan janggal setelah 73 tahun merdeka yang kaya hanya segelintir saja, dan ini bukan saya karang, bukan angkanya Prabowo Subianto,” kata Prabowo di hadapan relawan emak-emak Prabowo-Sandi di Inna Heritage Hotel, Denpasar, Bali, Jumat (19/10/2018). Baca entri selengkapnya »
Jakarta – KabarNet: Koalisi pendukung pasangan nomor 02 Prabowo-Sandiaga mendatangi Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, kedatangan mereka mempertanyakan masuknya 31 juta data baru dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) ke KPU beberapa waktu lalu.
“Kami dikejutkan pernyataan Kemendagri dalam hal ini Dirjen kependudukan ada 31 juta belum masuk dalam DPT. Kami datang mengkonfirmasi terkait hal itu,” kata Sekjen partai Gerindra Ahmad Muzani di gedung KPU RI, Jakarta, Rabu (17/10/2018). Baca entri selengkapnya »
Jakarta – KabarNet: Terkait aroma busuk korupsi yang merebak dari proses perijinan mega proyek properti Meikarta, KPK ditantang harus berani memeriksa Menko Maritim, Luhut Binsar Panjaitan, dan taipan James Riady pemilik Lippo Group sebagai induk perusahaan penggarap mega proyek tersebut.
Hal itu dilontarkan oleh Ketua Presidium Pergerakan, Andrianto SIP, lantaran dulu pada saat meresmikan groundbreaking Meikarta, Luhut menandaskan bahwa tak ada masalah dengan perijinan, tapi pada kenyataannya sekarang justru sarat dengan masalah. Baca entri selengkapnya »
Jakarta – KabarNet: Direktur Operasional Lippo Group Billy Sindoro resmi menjadi tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Selasa (16/10/2018).
Billy ditahan setelah sekitar 15 jam diperiksa di Gedung KPK, Jakarta. Bos pengembang properti itu ditangkap petugas KPK saat sedang berada di rumahnya. Billy tiba di Gedung KPK pada Senin (15/10/2018) pukul 23.37 WIB. Baca entri selengkapnya »
Jakarta – KabarNet: Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyampaikannya 447 temuan berindikasi pidana korupsi senilai Rp45,6 triliun ke Presiden Joko Widodo (Jokowi). Temuan ini sudah dilaporkan BPK kepada Kepolisan RI, Kejaksaan RI, dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pegiat antikorupsi meminta Presiden memerintahkan Jaksa Agung, Kepolisian dan KPK untuk segera dilakukan penyelidikan terhadap temuan BPK tersebut.
Direktur Government Watch (Gowa) Andi Wahyu Saputra mengatakan, dengan adanya temuan BPK terkait 447 temuan yang berindikasi pidana senilai Rp45,6 triliun ke Jokowi maka harusnya Jokowi segera memanggil Ketua KPK dan Jaksa Agung agar segera menindaklanjuti temuan BPK tersebut. Selain itu Jokowi juga harus memerintahkan untuk segera dilakukan penyelidikan terhadap temuan BPK tersebut. Baca entri selengkapnya »