KabarNet

Aktual Tajam

Prajurit TNI Tewas, Polri Harus Tanggung Jawab!

Posted by KabarNet pada 26/04/2012

Jakarta – KabarNet: Seorang prajurit Korps Strategis Angkatan Darat Batalyon 221 Gorontalo akhirnya meninggal dunia, Kamis (26/4) pagi. Prajurit tersebut adalah korban dalam insiden baku tempat yang terjadi di Limboto, Gorontalo pekan lalu. Korban meninggal adalah Firman anggota Kostrad Batalyon Gorontalo 221 Prajurit II TNI.

Pimpinan Komisi I DPR TB Hasanuddin mengatakan Kapolri harus bertanggung jawab atas meninggalnya anggota Kostrad tersebut. “Kapolri harus bertanggung jawab atas kematian prajurit Kostrad tersebut,” kata TB Hasanuddin kepada wartawan, Kamis, (26/4).

Menurutnya, bentrokan dengan menggunakan senjata dan peluru yang dibeli dengan uang rakyat untuk berkelahi di jalanan dan melawan aparat tidak tepat dilakukan. Pasalnya, ke mana masyarakat nanti akan berlindung ketika senjata yang seharusnya digunakan untuk melindungi rakyat justru digunakan untuk berkelahi antarsesama aparat. “Sangat berlebihan ketika kemudian senjata dan peluru yang dibeli dengan uang rakyat dipakai hanya untuk berkelahi di jalanan melawan sesama aparat pula, lalu rakyat berlindung kepada siapa,” terangnya.

Sementara itu, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) berharap seluruh anggota kepolisian dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) tenang menyusul meninggalnya Prada Firman, anggota Kostrad akibat bentrok dengan anggota Brimob di Gorontalo. “Kita harapkan semua pihak tenang bersabar. Kita semua cooling down,” ujar Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Saud Usman Nasution, di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (26/4).

Polri berharap seluruh anggotanya dan juga personil TNI tidak mudah terprovokasi pihak lain yang menginginkan perpecahan. Meninggalnya anggota Kostrad itu dikhawatirkan akan memperkeruh suasana. Kantor Polda Gorontalo di Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo, Kamis (26/4) pun dijaga ketat.

Atas meninggalnya Prajurit II TNI Firman, puluhan tentara menutup paksa jalan di depan markas mereka, Batalyon 713/Satyama Gorontalo, Kamis (26/4/2012). Mereka melintangkan dua truk tentara di tengah jalan utama penghubung Kota dan kabupaten Gorontalo. Tak ada mobil yang boleh melintas. Tak jelas apa yang diinginkan puluhan tentara itu. Yang jelas, mereka menutup jalan seusai mengantar jenazah rekan mereka, Prajurit Dua Firman, ke rumah duka.

Ulah puluhan tentara ini jelas membuat panik warga di sekitar Markas Batalyon 713. Mereka takut terjadi apa-apa. Warga, yang tak ingin terkena imbas, akhirnya memilih bersembunyi di dalam rumah. Boleh jadi warga panik. Sebab, di Markas Kepolisian Daerah Gorontalo–berjarak lima kilometer dari lokasi pemblokiran–ratusan polisi juga bersiaga dengan senjata lengkap. Mereka seperti siaga menunggu musuh.

Sejauh ini belum ada keterangan resmi, baik dari TNI maupun Polda Gorontalo terkait persoalan ini. Semua serba tertutup. Wartawan pun dilarang meliput.

Hubungan TNI dan Polda Gorontalo kini memang tegang, setelah Firman diketahui tewas. Firman adalah satu dari enam anggota Kostrad Batalyon 221 yang menjadi korban penembakan Brimob Gorontalo, Ahad pekan kemarin. Dia meregang nyawa akibat luka tembak di tangan kiri hingga menembus dada.

TNI Angkatan Darat Dalam pernyataan resminya menolak bila insiden Gorontalo disebut sebagai bentrokan. Dengan tegas mereka menyatakan bahwa peristiwa tersebut adalah penyerangan oleh anggota Brimob kepada personel Kostrad yang sedang tidak bertugas dan tidak bersenjata. Mereka juga mengungkap fakta bahwa Brimob menggunakan peluru tajam, peluru karet dan senjata tajam jenis parang untuk melukai anggota Kostrad.

Atas peristiwa ini, pihak TNI AD menuntut Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia segera mengusut tuntas insiden itu dan menghukum pelaku penembakan sesuai aturan yang berlaku. Sebelumnya, enam anggota Kostrad Gorontalo ditembaki saat terlibat perselisihan dengan Brimob Polda Gorontalo. Enam anggota Kostrad kemudian dirawat di rumah sakit. [KbrNet/MI/Seru]

15 Tanggapan to “Prajurit TNI Tewas, Polri Harus Tanggung Jawab!”

  1. Tan Panama said

    Kalau rakyat jadi korban, salah sasaran tembak, Siapa yang harus bertanggung jawab ???

  2. Anonim said

    salah rakyat, kenapa berdiri / jalan di posisi celaka, peluru yg tanggung jawab, komandan minta maaf cukup, sanksi hukum hanya sandiwara (tak ada) hanya pindah tugas aja, SLESAI SUDAH TAK ADA MASALAH !!! KASUS SEBENARNYA HANYA DIBIBIR AJA, KASIHAN LUU RAKYAT

  3. pap ma said

    lemah x kok anggota kostradnya,,,tembak balaz donk,,,rugi tu senjatanya gak dimanfaatkan,,,

  4. dhaspex said

    nee aparat saling musuhi….. kenpa gak lawan gwa aja… biar sekalian mati semua.. rakyat berlindung pada tangan mereka masing2..

  5. Anonim said

    Aparat koq jd geng gengan ya? ???? Senjata yang diamanatka yang sepatutnya jadi alat untuk lindungi rakyat dan negara koq malah jd alat utk adu gagah antar geng. Apa jqdinya indonesiaku. . . . . Haruskah kami sebagai rakyat ketakutan dinegri sendiri? ??????

  6. iwan said

    Kalau Polisi gak bisa menghukum pelaku penembakannya, tentara yang harus menghukumnya sendiri serang aja kepolisiannya atau culik aja salah satu polisinya biar rame, perang-perang deh sekalian. negara ini ribut mulu perasaan

  7. mustlieliek said

    mana yang benar, mana yang salah… bingung..

  8. mana yang benar, mana yang salah… bingung..

  9. TNI Angkatan Darat Dalam pernyataan resminya menolak bila insiden Gorontalo disebut sebagai bentrokan. Dengan tegas mereka menyatakan bahwa peristiwa tersebut adalah penyerangan oleh anggota Brimob kepada personel Kostrad yang sedang tidak bertugas dan tidak bersenjata. Mereka juga mengungkap fakta bahwa Brimob menggunakan peluru tajam, peluru karet dan senjata tajam jenis parang untuk melukai anggota Kostrad.

  10. eman said

    perang saja

  11. eman said

    polisi itu memang pada Angkuh..mentang2 megang senjata.

  12. Anonim said

    lama2 nyesel gue lahir di indonesi 😦

  13. jetli said

    sudaaahhh,,,makaaaann dulu saaannnaahhh,,,,,
    ada mie”’ ayammm special tu……..h.

  14. adil said

    Brimob cuma berani tembak orang tak brsenjata,coba kalo berani tempur lawan TNI sama2 bersenjata,snjata kalian kalah jauh para brimob,

  15. Adung said

    Saya mohon kpd pak presiden sby supaya di bubar kan nya anggota brimob di seluruh indonesia dan yang di nama kan anggota polri harus di hapus dari negara Ri karena yg nama nya polri bukan melindungi atau melayani masarakat tp banyak merugikan masarakat cnth di palangkaraya waktu kerusuhan dayak vs sapi seorang wanita yang berpakaian seragam gr sekolah melintas di bundaran besar di tembak oleh setan brimob kelapa 2 padahal wanita itu tdk berdosa,,nah knp pemerintah kita masih mau melihara yang nama nya polri dan knp polri klo membuat keonaran komandan nya slalu menutup nutupi kesalahan nya,bubar kan saja yang namanya polri

Komentar "PILIHAN" akan diambil menjadi artikel KabarNet.