Katanya, Teroris Siapkan Sniper Untuk Tembak SBY

Ada tiga nama tersangka teroris lain yang terlibat dalam ledakan di dua hotel mewah JW Marriott dan Ritz Carlton, 17 Juli 2009 lalu. Tiga nama ini juga yang merencanakan akan membunuh RI1 atau Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

“Mereka masih hidup, yang memang merencanakan untuk melakukan pembunuhan terhadap RI1,” kata Kapolri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri dalam keterangan pers di Markas Besar Polri, Jakarta, Jumat 14 Mei 2010.

Tiga nama itu yakni, Deni Suranto, Tono alias Rahmat dan Pandu. Ketiganya terlibat dalam ledakan bom dengan pelaku bom bunuh diri Dani Dwi Permana dan Nanan Ikhwan Maulana.

Golkar Tak Merasa Dikerjai SBY di Setgab Koalisi

Jakarta – Entah basa-basi atau beneran, politisi Golkar Ade Komarudin membantah pihaknya sedang dikerjai SBY terkait pembentukan Sekretariat Gabungan (Setgab) Partai Koalisi. Pembentukan Setgab, kata Ade, semata-mata untuk mendukung program-program pemerintahan SBY-Boediono. “Golkar tidak merasa dikerjai SBY, atau mengerjai SBY. Ini tugas yang besar dari kepala negara,” kilah Ade dalam diskusi di Senayan, Jumat (14/5/2010).

Kejamnya Teroris, Tak Sekejam Pengedar Narkoba

Akhir-akhir ini topik tentang teroris sedang meroket terkait penggerebekan dan penembakan beberapa orang yang dituduh terlibat teroris. Semua sudut sibuk membahas sepak terjang teroris dan dengan lantang berbicara seolah benar-benar paham dan sangat mengenal para teroris.
Diluar pembahasan tentang teroris yang selalu dikonotasikan dengan para penjihad, sebenarnya ada TEROR yang lebih besar dan lebih berbahaya mengancam keselamatan banyak jiwa yaitu NARKOBA. Tapi sedikit sekali pihak yang merasa kalau teror narkoba ini lebih mengancam dan lebih mematikan dibanding teror jihad tadi.

Abuya Ashari Muhammad Tamimi Tutup Usia

Pemimpin Klub Poligami Global Ikhwan, Abuya Ashari Muhammad Tamimi, tutup usia, Kamis (13/5). Ia meninggalkan 4 orang istri, 38 anak dan 120 cucu.
“Abu, panggilan akrabnya, meninggal di Rumah Sakit KPJ Ipoh, Perak, Malaysia,” kata Ketua Klub Poligami Global Ikhwan Jawa 2, Mochamad Umar, semalam.

Abuya merupakan pemimpin sekaligus pendiri Klub Global Ikhwan. Ia meninggalkan 4 orang istri dari Indonesia. Klub Global Ikwan sempat melaunching kelompoknya secara terbuka di Ballroom Hotel Grand Aquila, Bandung, 17 Oktober 2009 lalu.

Jenderal Pro-Kaus Merah Tewas Ditembak

Bangkok – Jenderal Khattiya Sawatdiphol (59), petinggi militer yang bergabung dengan massa kaus merah yang anti pemerintah, tewas ditembak saat diwawancarai sejumlah wartawan di kerumunan massa di Bangkok, Kamis (13/5).

Penembakan Khattiya merupakan perkembangan terakhir dan diduga paling kritis terhadap demonstrasi yang menuntut Perdana Menteri Abhisit vejjajiva mengundurkan diri.

Penahanan Susno Terindikasi Langgar HAM

JAKARTA – Komisaris Jenderal Polisi Susno Duadji resmi ditahan di Markas Korps Brimob, Kelapa Dua, Depok, Selasa (11/5), terkait kasus suap PT Salma Arwana Lestari. Meski demikian, mantan Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri itu tak bersedia menandatangani berkas surat penahanan yang disodorkan penyidik.

“Sampai dengan saat ini, saya tidak pernah menandatangani surat perintah penangkapan maupun surat penahanan. Dan juga tidak menandatangani berita acara pemeriksaan sebagai tersangka,” kata Susno selesai menjalani pemeriksaan di Bareskrim Polri, Selasa (11/5) pukul 18.00 WIB.

Soal Teroris, HAM Bungkam. Soal OPM, Teriak Keras

OLEH: ARIEF TURATNO
LIMA lagi orang yang diduga teroris ditembak mati Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri pada penyergapan yang dilakukan di Cikampek dan tempat lain, Rabu 12/5). Dan untuk kesekian kalinya, orang-orang yang diduga teroris itu mati tertembak sebelum mereka diadili dan diputuskan bersalah serta pantas dihukum mati. Juga untuk kesekian kalinya pula Komnas Hak Azasi Manusia (HAM) bungkam, tanpa suara secuil pun. Demikian halnya LSM yang selama ini bersuara keras, ketika aparat keamanan menembak mati atau menangkap geromoloan atau sparatis Organisasi Papua Merdeka (OPM). Pertanyaan dan persoalannya adalah mengapa Komnas HAM bungkam, juga LSM lain tanpa suara secuilpun?