Foto SBY Ditembak Sudah Ada Empat Tahun Lalu

Kepala BIN Ngumpet, SBY Malu

Kesimpangsiuran pelaku dan motif bom bunuh diri di kawasan Mega Kuningan (Jumat, 17/7), terutama setelah Presiden SBY membawa persoalan ini ke ranah politik, melahirkan kekisruhan baru.

Pelaku Pengebom JW Marriott Adalah Musuh Islam!..

Mantan pemimpin Majelis Mujahidin Indonesia, Ustadz Abu Bakar Ba`asyir, menegaskan bahwa pelaku peledakan Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton adalah musuh Islam. “Mereka yang melakukan pengeboman tersebut telah menjadikan Islam sebagai `kambing hitam` kasus tersebut,” katanya di Solo, Jateng.

Tak Ada Alumni Pondok Al Mukmin Bernama Nur Hasdi

Pernyataan bahwa Nur Hasdi adalah alumnus Pondok Pesantren (Ponpes) Al Mukmin Ngruki, Solo, dibantah para pemimpin pondok tersebut. Hal itu disampaikan oleh Pembantu Direktur Ponpes Ngruki Sholeh Ibrahim di kantornya, sekretariat Ponpes Al Mukmin, kemarin (19/7).

Polisi Cocokkan DNA Keluarga Nur Hasdi Dgn Potongan Tubuh

Begitu mendapatkan informasi bahwa pengebom Hotel JW Marriott diduga bernama Nur Hasdi yang berasal dari Desa Katekan, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, langkah cepat langsung ditempuh. Tadi malam dua petugas Laboratorium Forensik Mabes Polri berangkat ke Temanggung. “Kami diperintahkan untuk mencari sampel DNA dari keluarga Nur Hasdi,” kata seorang dokter forensik yang bertugas di Mabes Polri kepada Jawa Pos kemarin (19/7).

Israel Bersiap-Siap untuk Menggelar Perang

Ketua Markas Informasi Timur Tengah dan mantan anggota parlemen Lebanon, Nasir Qindil menyatakan, Israel saat ini tengah mempersiapkan diri untuk berperang. Hal itu dikemukakan kemarin (18/7) pada peringatan tahun ketiga kemenangan muqawama Lebanon dalam menghadapi Israel pada perang selama 33 hari tahun 2006 lalu. Kepada kantor berita IRNA.

6 Kejanggalan Dalam Statement SBY

Oleh: Yuli Putri Handayani

1.Pernyataan yg mengatakan berdasarkan intelejen ada kabar SBY bagaimana pun juga tidak boleh dilantik jadi presiden : kalau ada pihak yg tidak setuju SBY jadi presiden lagi siapa lagi kalau bukan kandidat capres lainnya.

Teroris Itu Zionisme Berwajah Amerika

”Jangan berharap Amerika membela kepentingan Islam. Sebab, negara adidaya ini berada dalam cengkeraman Zionis”

Penyair Taufiq Ismail pernah gundah. Dalam puisi berjudul “Kalian Cetak Kami Jadi Bangsa Pengemis” penyair kawakan ini mengeluh atas kekejaman negara maju seperti Amerika, Inggris dan Jepang. Negara-negara itu `menjajah’ Indonesia berkedok globalisasi.

Salah Satu Pengebom J.W. Marriot Telah Diamankan

Politisasi Bom J.W. Marriot Dan Ritz Dalam Pidato SBY

Oleh: Yasir Alkaf

Sebelumnya saya ucapkan turut berbelasungkawa kepada para korban ledakan bom di hotel Marriot dan Ritz Carlton Jumat pagi [16 Juli 2009] kemarin. Tercatat ada 9 orang tewas dan puluhan luka-luka. Bom kali ini boleh dibilang agak berbeda karena mengakibatkan Manchester United yang tadinya akan bertandang ke Indonesia jadi membatalkan rencananya itu. Padahal seharusnya Sabtu malam MU sudah dijadwalkan mendarat di Jakarta. Sayang bom itu merubah segalanya. Kebetulan Ritz Carlton nantinya yang akan digunakan pemain MU dan Indonesia. Sangat wajar kalau akhirnya demi alasan keamanan MU membatalkan lawatannya ke Jakarta ini.

Pernyataan SBY Mengadu Domba Masyarakat

Pernyataan SBY dalam konferensi pers terkait ledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, mempunyai potensi untuk mengadu domba dan menimbulkan ketakutan di masyarakat.

Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Pengkajian Demokrasi dan Negara Kesejahteraan (Pedoman Indonesia), Fadjroel Rachman, kepada Rakyat Merdeka Online setelah menggelar jumpa pers di kantor Kontras, Jalan Borobudur, Jakarta (Jumat, 17/7).

SBY Diincar Drakula Atau Orang-Orang SBY Jadi Drakula?

Saya termasuk tidak suka nonton TV, entah kenapa, sepertinya tidak mencerahkan lagi karena porsi iklan terlalu besar. Lebih suka buka kompasiana dan situs online, hari ini semua bicara bom, seperti facebook kompasiana juga kena bom, padahal bom KPU (hasil akhir Pilpres) belum meledak.

Aneh! Kok Bom Bisa Lolos di Marriott?

Banyak orang yang tidak habis pikir dengan ledakan di Hotel Marriott dan Ritz Carlton. Dua hotel tersebut dikenal dengan pengamanan yang super ketat. Bagaimana detonator dalam tas laptop bisa lolos dari pengamanan?

Gus Dur: Kalau SBY Tahu, Tangkap Saja!

Dalam pernyataan persnya, Presiden SBY menyebutkan pelaku pemboman Hotel JW Marriott dan The Ritz-Carlton, Jakarta, adalah kelompok teroris. Namun Gus Dur mempertanyakan, kalau benar SBY tahu pelakunya, kenapa tak langsung ditangkap saja? Tunggu apa lagi?

‘Noordin M Top Sulit Ditangkap atau Dipelihara?’

Jajaran kepolisian hingga kini tak kunjung berhasil menangkap orang yang selalu diduga menjadi otak di belakang ledakan bom di Indonesia, yakni Noordin M Top. Anehnya, untuk menangkap Imam Samudera, Amrozi dan Mukhlas, polisi cepat bertindak. Ada apa?

Pernyataan SBY Sangat Emosi, Provokatif Dan Tendensius

Habib Rizieq Syihab: “Pernyataan SBY yang mengaitkan Bom Mega Kuningan dengan ketidakpuasan hasil Pilpres adalah bentuk kepanikan yang sangat emosi dan tendensius, sekaligus provokatif dan gegabah.

Bilamana SBY bisa beramsusi bahwa bom tersebut sebagai bentuk ketidakpuasan pihak tertentu terhadap hasil Pilpres, maka pihak lainpun bisa berasumsi sebaliknya, bahwa bom tersebut sebagai upaya pengalihan perhatian untuk menutupi kecurangan Pilpres sekaligus sebagai upaya beri kesan terzalimi agar mendapat simpatik rakyat sebagaimana kebiasaan SBY selama ini. Artinya, bila bom tersebut dipolitisir, maka siapapun bisa dituduh dengan motifnya masing-masing, termasuk SBY sekalipun.

Foto Seorang Pelaku Pengebom Hotel JW Marriott

NU: Jangan Kaitkan Bom dengan Islam

Setiap peledakan bom, Islam selalu menjadi ‘tersangka’ utama. Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi mengingatkan agar kasus peledakan bom di Hotel Ritz Carlton dan JW Marriot tidak dikait-kaitkan dengan umat Islam.

“Teroris bukan agama, jadi tidak benar ada penyebutan umat Islam sebagai dalang dari peledakan tersebut,” kata Hasyim di Depok, Jawa Barat, Jumat (17/7)

Kalau Tidak Merasa Kenapa Harus Kebakaran Jenggot

Pernyataan resmi dari Presiden SBY bahwa ada aktor penting di balik ledakan dua bom di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat pagi tadi (17/7), mendapat dukungan dari Ketua DPP Partai Demokrat Ruhut Sitompul.

PD Bersikeras SBY Tidak Menuduh Tokoh Lain di Balik Bom

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sama sekali tidak pernah menuduh pihak manapun, termasuk tokoh tertentu di balik ledakan bom di dua hotel mewah di kawasan Mega Kuningan Jakarta.

Soal IFES, Ketua KPU Berbohong?

Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary dituding telah berbohong terkait MoU dengan IFES. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menegaskan, Hafiz mengaku MoU diteken dengan Bappenas, padahal dilakukan KPU sendiri. Lho kok bisa?

Bom Marriott ‘Gembosi’ Mega & JK

Ledakan bom di Mega Kuningan, Jakarta, merugikan kubu Mega-Prabowo dan JK-Wiranto yang tengah gencar menggugat isu kecurangan pilpres ke ranah hukum. Teror bom itu membuat seluruh bangsa berduka dan kembali berkonsentrasi menghadapi bahaya terorisme. Masih adakah perhatian publik pada isu kecurangan pemilu?

Bom Kuningan Alihkan Kecurangan Pilpres?

Munculnya kembali teror bom di Jakarta langsung ‘mengubur’ isu seputar dugaan kecurangan pemilu yang kini tengah digugat oleh tim pasangan Mega-Prabowo dan JK-Wiranto. Ada dugaan bom tersebut bagian dari upaya pengalihan isu kecurang pilpres. Benarkah?

‘Bom Kuningan Karena BIN Sibuk Politik’

Ledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton mengagetkan banyak pihak. Aksi terorisme keduakalinya di kuningan ini diduga karena kelalaian aparat intelijen negara yang sibuk bermain politik.

Revolusi Hadang SBY

Jakarta – KabarNet: Rekonstruksi Indonesia Baru yang berkeadilan, kerakyatan, dan bermartabat merupakan sebuah keharusan dan keniscayaan. Indonesia Baru yang dimaksud, adalah sebuah bangunan kebangsaan dan kenegaraan yang sesuai dengan amanah dan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan serta Pembukaan UUD 1945. Mengingat, reformasi sebagai sebuah pilihan untuk membawa rakyat keluar dari krisis nasional, terbukti makin kehilangan arah dan tujuannya. Bahkan selama 10 tahun kelangsungan reformasi, secara mencolok telah dimanfaatkan oleh segelintir elite penguasa dengan mengorbankan hak-hak rakyat banyak secara tidak manusiawi.

Estafet kepemimpinan nasional melalui Pemilu dalam kurun waktu lebih dari setengah abad, juga terbukti terjebak dalam distorsi dan problematika kehidupan berbangsa dan bernegara secara serius. Keberadaan kepemimpinan nasional yang dihasilkan oleh Pemilu ke Pemilu, dirasakan belum memberikan perubahan yang substansial. Kebuntuan ini, suka atau tidak suka, peran dan eksistensi generasi muda wajib tampil di garis terdepan guna membela berbagai kepentingan nasional secara cerdas dan revolusioner. Sebagai sebuah bangsa yang besar sangat memerlukan percepatan perubahan untuk menyongsong peradaban baru.

Kenapa saya “harus” dukung SBY ?!

Pilpres 8 juli lalu berjalan dengan relatif lancar dan nyaman. Dari hasil penghitungan cepat beberapa lembaga survei, mengidikasikan SBY akan kembali menjadi presiden RI untuk kedua kalinya hanya dengan satu putaran pemilihan.

SBY CUMA DIPILIH 42,58% PEMILIH: Golput 30%, Mega 18,59%, JK 8,82%

Oleh: Fadjroel Rachman

GOLPUT dapat 30% jauh di atas Mega dan JK hanya kalah dari SBY. Menurut laporan Quick Count Lembaga Survei Indonesia-TransCorp dan Kompas, SBY-Boediono memperoleh 60,84%, Mega dapat 26,57% sedangkan JK-Wiranto dapat 12,60%, sedangkan GOLPUT tidak diperhitungkan.

SBY Harus Hindari Transaksi Politik “Dagang Sapi”

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai pemenang Pemilu presiden (Pilpres) harus menghindari transaksi politik “dagang sapi” atau tawar menawar dalam menyusun kabinet pada kepemimpin 2009-2014.

IFES Pegang Data Primer, KPU Lecehkan Kewajiban Hukum

Tim advokasi PDI Perjuangan mempertanyakan sikap Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang menghentikan penghitungan manual sejak sehari setelah pelaksaanaan Pilpres.

100 Persen KPU Mencurigakan

Komisi Pemilihan Umum (KPU) seharusnya terbuka dan melakukan klarifikasi atas pesan pendek dari “pihak” Internal Foundation for Electoral System (IFES) yang menyebut perolehan suara SBY-Boediono untuk sementara berada di bawah 50 persen.