KabarNet

Aktual Tajam

Ironis! Indonesia Impor Rp 151 Triliun BBM dari Singapura

Posted by KabarNet pada 17/02/2014

Jakarta – KabarNet: Indonesia mengimpor BBM 29,6 juta ton sepanjang 2013. Nilainya Rp 151 triliun. Ironisnya, impor terbanyak justru dari Singapura, negara yang bahkan tak punya sumur minyak. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), total impor Bahan Bakar Minyak (BBM) kita tahun lalu, mencapai 29,6 juta ton atau senilai US$ 28,56 miliar atau sekitar Rp 285 triliun.

Tiga negara pemasok terbesar BBM ke Indonesia adalah Singapura, Malaysia dan Korea Selatan. Singapura memasok BBM senilai US$ 15,145 miliar atau sekitar Rp 151 triliun. Kemudian Malaysia US$ 6,4 miliar atau Rp 64 triliun dan Korea Selatan US$ 2,53 miliar atau sekitar Rp 25 triliun. Selain tiga negara tersebut, ada juga Kuwait, Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, Taiwan, Rusia dan Cina.

Semua negara di atas merupakan negara penghasil minyak, kecuali Singapura. Negara tetangga yang tak lebih luas dari Pulau Batam itu, bahkan tidak memiliki sumur minyak. Namun Singapura bisa menopang kebutuhan energi kita. Bahkan ironinya, ternyata kita sudah sangat tergantung dengan BBM Singapura.

Hal itu disampaikan Susilo Siswoutomo, Wakil Menteri ESDM. “Apa yang terjadi kalau Singapura stop ekspor BBM ke Indonesia? Apa yang terjadi kalau Malaysia juga stop ekspor BBM ke Indonesia? Lima hari kita bisa meninggal,” ujarnya.

Miskin Kilang
Indonesia dulunya merupakan negara penghasil minyak. Pernah tergabung dalam OPEC, organisasi negara-negara pengekspor minyak. Namun di era Orde Baru, pemerintah meliberalisasi 100 persen industri migas.

Sebanyak 85,4 persen dari 137 konsesi pengelolaan lapangan migas dimiliki oleh perusahaan asing (multinasional) semacam Chevron, ExxonMobil, TOTAL, Shell, BP, CNOC, dan lain-lain. Hanya 14,6 persen saja yang dikelola oleh perusahaan nasional. Itupun, sebagian besar perusahan lokal tersebut pemodalnya adalah asing.

Investor asing kerap lebih diprioritaskan daripada Pertamina sendiri. Misalnya dalam kasus pengelolaan Blok Cepu yang deposit minyaknya mencapai miliaran barel, pemerintah lebih menyukai perusahaan Amerika Exxon Mobil daripada Pertamina.

Akibatnya, guna mencukupi kebutuhan dalam negeri, Pertamina harus mengimpor BBM. Masalah impor minyak ini, diperparah dengan terbatasnya kapasitas produksi kilang-kilang minyak milik Pertamina. Saat ini, kapasitas produksi kilang Pertamina hanya sekitar 700-800 ribu barel per hari (bph). Padahal, kebutuhan BBM dalam negeri mencapai 1,03 juta bph.

Toh, pemerintah beranggapan, mendirikan kilang penyulingan minyak tidak ekonomis. Pemerintah lebih memilih melakukan kontrak sewa kilang di Singapura. Minyak mentah yang diimpor oleh pemerintah, tidak langsung datang ke Indonesia, melainkan mampir dulu di Singapura dan diolah menjadi BBM di sana. Setelah itu, minyak tersebut baru kita impor dari Singapura dalam bentuk BBM.

Kalau benar membangun kilang tidak ekonomis, MENGAPA SINGAPURA –NEGARA KECIL YANG TANAHNYA SANGAT MAHAL– BERANI MEMBANGUN KILANG PENYULINGAN MINYAK?

Kurtubi, peneliti perminyakan mengatakan, untuk membangun kilang minyak berkapasitas produksi 100 ribu bph, kira-kira membutuhkan sekitar US$ 1 miliar atau sekitar Rp 9 triliun. Seharusnya Pertamina bisa menyisihkan sebagian labanya untuk membangun kilang.

“Selain memberikan kewajiban setoran kepada pemerintah, Pertamina juga bisa menggunakan keuntungannya tersebut untuk berinvestasi membangun kilang minyak,” ujar Kurtubi.

Sejak berdiri tahun 1957, Pertamina baru memiliki enam kilang. Sebagian bahkan peninggalan zaman Belanda, seperti kilang Plaju dan kilang Balikpapan

Agaknya sudah waktunya pemerintah dan Pertamina membangun kilang minyak. Agar Indonesia yang kaya raya dengan sumber daya alam minyak, tak perlu lagi impor BBM dari Singapura. JANGAN MAU TERUS DIDIKTE DAN BERGANTUNG PADA MEREKA. [KbrNet/Slm]

Source: nefosnews.com

Satu Tanggapan to “Ironis! Indonesia Impor Rp 151 Triliun BBM dari Singapura”

  1. Katro said

    Berarti YANG BELI jauh lebih pinter daripada YANG JUAL neh !,
    Karena minyak bumi gak bisa diproduksi ulang, tapi uang kertas ……. woooow, berapa karungpun elo mau bisa diproduksi terus, he, heee ……

Komentar "PILIHAN" akan diambil menjadi artikel KabarNet.