KabarNet

Aktual Tajam

Pengamat Curiga Ada Pembiaran Dalam Kasus Cebongan

Posted by KabarNet pada 07/04/2013

Pengamat Politik & Militer, Dr Ikrar Nusabhakti

Pengamat Politik & Militer, Dr Ikrar Nusabhakti

Jakarta – KabarNet: Pengamat Militer Dr Ikrar Nusa bhakti menduga ada upaya pembiaran dari pihak kepolisian dan TNI AD sehingga terjadi penyerangan terhadap Lapas Cebongan, Sleman, yang berakibat terbunuhnya 4 preman yang ditahan di LP tersebut.

“Saya menduga ada komunikasi intensif dengan polisi dan TNI kenapa? Karena kalau memang polisi tahu harus dijaga dan tidak ada Brimob berjaga berarti ada something wrong, daripada terjadi perang aparat keamanan lebih baik persoalan itu dibiarkan mereka melakukan hal itu (Penembakan, red),” ujarnya, Sabtu (6/4/2013).

Ikrar juga meragukan ada kesimpangsiuran mengenai jumlah pelaku penembakan di Lapas Cebongan. “Apa benar ada 11 orang? kalau dengar ada 17 orang pelaku berdasarkan saksi tahanan di Yogyakarta, tidak mungkin salah hitung,” ungkap Ikrar.

Namun ia berpendapat bahwa jangan hanya fokus terhadap penyerang 11 pelaku saja. Ikrar curiga ada dugaan komunikasi antara Polda dan Pangdam dan ada keniscayaan bahwa petinggi militer dan polisi mengetahui rencana penyerangan lapas Cebongan.

“Apakah petinggi militer dan polisi tidak tahu ada penyerangan? Kapolda kenapa minta tahanan untuk dipindah? itu suatu yang tidak mungkin,” tandasnya.

Komnas HAM Punya Pandangan Berbeda Menyikapi Kasus Cebongan

Sementara itu, Komnas HAM mengaku mempunyai penyelidikan berbeda dengan Polisi dalam kasus penyerangan lembaga pemasyaratakam (Lapas), Cebongan, Sleman, DIY. “Polri dalam rangka penegakan hukum, komnas dalam rangka penilaian sebuah peristiwa apakah ada peleggaran HAM atau tidak,” ungkap Anggota Komnas HAM Nurcholis di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (6/4/2013).

Menurutnya, dalam investigasi Komnas HAM tidak mencakup kepada proses hukum yang telah dilakukan oleh Polri dan TNI, namun lebih kepada penilaian soal keterlibatan negara dalam sebuah peristiwa tersebut. Sehingga dengan begitu dapat diketahui apakah negara lalai atau membiarkan peristiwa itu.

“Karena ini adalah UU 39 yang digunakan, maka keluarannya rekomendasi baik proses law informan, atau punishmen. Bahwa jabatan-jabatan tertentu telah melanggar HAM,” papar Nurcholis.

Menurut Nurcholis, untuk mengetahui ada tidaknya keterlibatan negara dalam kasus tersbut, maka Komnas HAM akan menemui beberapa pihak seperti Mabes Polri dan TNI. “Kami akan bertemu Mabes TNI, kami mengkoordinasikan, sebenarnya bukan koordinasikan saja, ketika tim berangkat ke DIY,” tandasnya.

Seperti sudah ramai diberitakan di berbagai media, pada 23 Maret lalu, 11 anggota Kopassus dari group 2 Kartosuro melakukan penyerangan ke Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta. Aksi tersebut dilakukan untuk mencari empat preman pelaku pembunuhan seorang anggota TNI Kopassus bernama Serka Heru Santoso, yang tewas pada 19 Maret di Hugo’s Cafe, Yogyakarta. Empat preman pelaku tersebut juga terlibat dalam kasus pembacokan mantan anggota Kopassus bernama Sertu Sriyono pada 20 Maret lalu.

Merasa kehormatan satuannya diusik dan atas nama jiwa korsa, 11 anggota Kopassus itu pun melakukan aksi balas dendam. Akibatnya, empat preman pelaku pembunuhan sadis terhadap anggota TNI Kopassus akhirnya tewas ditembak di Lapas Cebongan. Keempat preman naas itu adalah: Hendrik Angel Sahetapi alias Deki (31); Yohanes Juan Manbait (38); Gameliel Yermianto Rohi Riwu alias Adi (29); dan Adrianus Candra Galaja alias Dedi (33). [KbrNet/adl – Source: Inilah.com]

11 Tanggapan to “Pengamat Curiga Ada Pembiaran Dalam Kasus Cebongan”

  1. incar said

    Biasanya pengendusan jurnalis lebih tajam dan terpercaya

  2. Orang jogja Asli said

    Hidup kopasuss !!! Tembak mati aja semua PREMAN YANG MERESAHKAN di jogja, yang suka malak pedagang seperti kami biar jogja aman…
    penjahat kok di bela… BANTAI AJA SEMUA SAMPAH MASYARAKAT… Buang kelaut…terutama para KORUPTOR DORR AJA PERUT GENDUTNYA…BIAR MAMPUSS … MERDEKKA.. Hiduplah Negri ku .. indonesia

  3. Orang jogja Asli said

    Yogyakarta (voa-islam.com) Kematian Sersan Heru Santoso, anggota Kopassus, Grup 2, Kandangmenjangan, Surakarta, yang tewas dibunuh secara sadis para preman yang berasal dari Ambon dan NTT, di Hugo’s Cafe, berubah menjadi dukungan simpati terhadap kesatuan elite itu.
    Kalangan pemuda dan rakyat Yogyakarta, memberikan dukungan kepada Kopassus, guna memberantas dan membersihkan para preman dari Yogyakarta. Karena, selama ini ada pembiaran terhadap para preman, dan bahkan ada oknum aparat yang memberikan dukungan kepada para preman.
    TNI Angkatan Darat dan Kopassus, beberapa hari ini, terus diharu-biru oleh media seperti Kompas, Tempo, dan lainnya, yang dituduh melakukan hukum rimba, ketika mengeksekusi empat orang preman dan mantan anggota polisi yang membunuh secara sadis Sersan Heru Santoso.
    Kecemanan dan cercaaan itu, kemudian berbalik menjadi dukungan rakyat dan elemen-elemen pemuda Yogyakarta, yang menginginkkan kota pelajar dan budaya itu dibersihkan dari para preman. Rakyat dan para pemuda Yogyakarta mendukung tindakan Kopassus yang mengeksekusi para preman.
    Yogyakarta, kota pelajar dan budaya yang tenang, berubah penuh dengan kekerasan sejak berdatangannya orang-orang dari Ambon dan NTT, bahkan berkembangnya budaya kekerasan, narkoba, dan minum, alias premanisme.
    Ketenangan menjadi porak-poranda. Kekerasan kerap terjadi dan keributan menyeruak di seantero kota Yogyakarta. Semua ini berlangsung, karena adanya dukungan dan main mata, antara para preman Ambon dan NTT dengan oknum aparat kepolisian.
    Hari Minggu, di kota Yogyakarta, di tengah guyuran hujan, berlangsung aksi dukungan terhadap Kopassus. Ratusan pemuda dari berbagai elemen, menggelar aksi dan melakukan orasi mendukung tindakan Kopassus yang membersihkan para preman dari kota pelajar dan budaya itu.
    Mereka menginginkan kota Yogyakarta bersih dari segala bentuk premanisme, yang sekarang sudah menjadi ancaman nyata kehidupan mereka. Mereka menginginkan Yogyakarta dibersihkan dari premanisme. Karena itu, sekarang rakyat Yogyakarta terus melakukan sweeping dan pengawasan terhadap orang-orang yang berprofesi preman.
    Ratusan pemuda menggelar aksi dukungan atas kejujuran Kopassus, Kandangmenjangan yang mengakui perbuatannya. Para anggota Kopassus itu sudah mengakui sebagai pelaku penempbakan empat penghuni Lapas Cebongan, yang berasal dari Ambon dan NTT.
    Selama ini rakyat Yogyakarta sangat diresahkan orang-orang Ambon dan NTT, yang selalu mengintimidasi mereka. Dengan berbagai bentuk kekerasan yang mereka lakukan. Dengan tindakan yang dilakukan Kopassus itu, rakyat Yogyakarta kembali memiliki spirit melawan para preman itu.
    Ratusan elemen pemuda dan rakyat Yogyakarta itu, berasal dari FKPPI, Paksitkaton, Jogya Otomotif, Rembug Jogya, Jogya Community, GP Ansor, dan beberapa elemen lainnya dari rakyat Yogyakarta. Kelompok-kelompok itu bergabung dalam : “Pemuda Anti Premanisme”.
    Di Tugu Perjuangan, para pemuda itu, salah satu diantara pemuda itu, melakukan orasi tanpa henti, dan mengungkapkan dukungannya kepada Kopassus. Orasi yang dilakukannya itu, sebagai bentuk dukungan dan simpati terhadap anggota Kopassus,Sersan Heru Santoso. Kemudian, mereka mengumpulkan dana : “Semiliar Koin untuk Serka Heru”.
    “Ini aksi dukungan kita kepada Kopassus yang dengan berani memberantas preman Yogyakarta”, kata Utomo, Koordinator aksi. Ratusan pemuda menglilingi Tugu dengan benda Merah Putih sepanjang 60 meter. Mereka juga menggelar tabur bunga dan do’a bersama untuk almarhum Serka Heru Santoso.
    Beberapa spanduk dikibarkan mengelilingi Tugu bertuliskan, “Rakyat-TNI bersatu berantas premanisme, Terimakasih Kopassus, Yogya Aman Preman Minggat, Kastria Kopasssu Berani Berubat Berani Bertanggungjawab”, dan “Preman itu Pengecut dan Tak Punya Perasaan”.
    Memang, sejak terjadi pembunuhan Serka Santoso, dan kemudian terjadinya pembunuhan terhadap empat orang preman dari Ambon dan NTT, banyak para pemuda yang berasal dari Ambon dan NTT itu, meninggalkan Yogyakarta, dan sebagian diantara mereka meminta perlindungan gereja.
    “Kita menolak tegas premanisme dan usir Yoyakarata”, ujar Utomo. Dengan aksi itu menunjukkan solidaritas pemuda Yogyakarta, yang menginginkan kota Yogya menjadi aman dan bebas segagala bentuk premanisme.
    Dibangian lain, pengumpulan semilair koin untuk almarhum Serka Heru Santosos dialkukan dengan mengedarkan kardus bertuliskan : “Semiliar koin Serka Heru Santoso”, kepada pengendara motor, mobil, dan pejalan kaki yang melewati Tugu.
    Selanjutnya, menurut Prasetyo, salah satu orator yang ikut dalam aksi di Tugu itu, mengatakan pengumpulan “semilair koin”, merupakan bentuk solidaritas bagi almarhum Serka Heru Santoso. Pengumpulan koin itu akan dilakukan selama satu bulan. Memang, rakyat sudah sangat letih, melihat berbagai kekerasan yang dilakukan para preman, sementara mereka ini, mendapatkan dukungan dari oknum aparat.
    Aksi para pemuda itu, kemudian diakhiri dengan melakukan konvoi yang membawa foto Serka Heru Santoso diiringi bendera Merah Putih, sepanjang 60 meter, dan berbagai spanduk, serta foto Serka Heru Santoso diletakkan dibawah patung Jenderal Sudirman di halaman Gedung DPRD DI Yogyakarta. af/rplk.
    Share this post..

  4. Semuanya patut dicurigai alangkah baiknya jika semua diperiksa supaya pembunuhan 4 preman bisa ditangkap

  5. Orang jogja Asli said

    Wah..Jual sepatu sampeyan mesti bukan orang jogja ini, makanya mendukung preman2 ini..tak doakan semua preman dan pendukungnya cepat sadar… Sadar sebelum mati… Supaya jogjaku tetap aman dan damai..

  6. arifin said

    MENGAPA TEMPO DAN KOMPAS BERFIHAK KEPADA PARA PREMAN…DAN KONON GREJA2 JUGA IKUT MENDUKUNG PARA PREMAN..?? GK NGERTI …ADA APA..DI NEGARA INI ….RUPANYA …..PREMAN ITU PENDUKUNGNYA ….TERNYATA ORANG2 INTELEKTUAL JUGA..DAN TERNYATA .. ORANG2 KAYA…[LIHAT TOKOH KOMPAS-TEMPO-DLL..SIAPA2 MEREKA…]….?? APAKAH MEREKA BAGIAN DARI AGENDA ASING YANG INGIN MENGACAU DINEGARA INI MELALUI KEKUASAAN DAN POLA MAINAN PREMANISME YANG DILINDUNGI.. DENGAN TOPENG ORMAS..ATAW ANAK2 BINAAN..TERTENTU..??
    PERLU PENELITIAN..DAN DIPERDALAM.. JANGAN2 ADA BIZ NARKOBA TINGKAT TINGGI…UNTUK MENGACAU DAN MENGHANCURKAN NEGARA….DAN RAKYAT JOGYA…YANG SANTUN..?? DAN BISA JADI JOGYA MENJADI SASARAN…TARGET…MEREKA… YANG MEMANG BERMAKSUD..JAHAT KEPADA RAKYAT INDONESIA..??

    DUKUNG KOPASUS…DAN BEBASKAN JOGYA DARI PARA PREMAN2…DAN BARANG2 YANG MERUSAK DAN DIHARAMKAN….???
    AWAS..FITNAH…DAN ISUE2 BARU…DIMEDIA MAINSTREAM..YANG SELALU BERPIHAK KEPADA PREMANISME..??? … MEREKA PINTAR DAN AHLI PROVOKASI..??

  7. noname said

    setujuuuuuu basmi preman spy bukan hanya Yojo tp semua kota diseluruh Indonesia aman tentrem…@ Arifin apa betul yg sampeyan tulis? kok sepertinya kurang spesifik dan terlalu luas

  8. firman said

    Bubarkan saja KOMNAS HAM yang benar2 tidak bisa menjaga HAM, HAM adalah Hak Asasi Manusia… TNI, POLRI, Rakyat, Pejabat sampai Penjahat adalah Manusia, semua mempunyai Hak Asasi sebagai Manusia, kalo KOMNAS HAM ga peduli dengan HAM dari seluruh elemen masyarakat termasuk anggota TNI dan POLRI, berarti KOMNAS HAM hanyalah kumpulan orang2 GUOBLOK yang harus dibubarkan…!!!

    ga jamannya lagi POLITIK PENCITRAAN TAI BABI, sekarang jamannya POLITIK KERJA NYATA MEWUJUDKAN BANGSA DAN NEGARA INDONESIA AMAN TENTERAM ADIL MAKMUR SENTOSA, bukan lagi saatnya menjadi pejabat2 narsis dan tukang curhat…!!!

  9. ghost buster said

    Apa bisa membasmi PREMAN sampai ke pohon2 dan ke akar2nya?
    Ada preman jalanan, ada preman di belakang meja, ada preman politik, ada preman berdasi, ada preman pejabat, ada preman sekolah…dll…dll…

    Yang mana yang mau di berantas?

    Jangan-jangan kita juga salah satu dari preman itu …..puzzzing dah..

  10. polisi sengaja menaruh ke-4 pelaku di lapas sipil
    artinya lapas tsb di bawah otoritas kemenkumham
    dan lapa tsb tidak dijaga oleh polisi, tapi cukup satpam ato sipir penjara saja
    coba kalo ditaruh di lapas yg dibawah otoritas kepolisian
    misalkan di polres ato di polsek
    pasti kantor polisinya akan diserbu oleh kopasus
    kasus seperti di oku, sumsel
    akan terulang lagi

  11. btl..kompas adlh kedok..yg ingin mngacaukan negara ini dari dlm.( provokator ) said

    hidup kopasus.

Komentar "PILIHAN" akan diambil menjadi artikel KabarNet.