Gorden Anggota DPR Rp 6 Juta / Meter

Jakarta – KabarNet: Tak bosan-bosannya anggota DPR kita menyuguhi rakyat Indonesia dengan berita-berita yang mengekspose syahwat materiil para wakil rakyat itu dalam menguras habis uang negara demi menikmati kemewahan dan hedonisme. Rakyat masih belum lupa dengan berita proyek Pembangunan Gedung Baru DPR yang bernilai Rp 1,7 Triliyun. Kemudian Proyek Pembelian Laptop untuk para anggota DPR senilai Rp 21 Miliar. Masih belum tuntas kasus proyek renovasi ruang rapat termewah di seluruh dunia untuk para anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR yang menelan uang rakyat sebesar Rp 20,3 Miliar. Lalu perawatan gedung DPR-RI untuk tahun 2012 yang dianggarkan sebesar Rp 500 Miliar atau ½ Triliyun. Kemudian tentang Pengharum Ruangan bernilai Rp 1,59 Miliar. Ada lagi berita proyek Kalender senllai Rp 1,3 Miliar. Ada pula kasus Makanan Rusa Rp. 598 Juta. Kini terungkap lagi berita hedonisme baru, yaitu Gorden impor super mewah untuk ruangan anggota DPR, yang harganya Rp 6 Juta per meter!

Masalah gorden ini diungkapkan oleh Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Tjahjo Kumolo yang merasa geram dengan penghamburan uang negara oleh para wakil rakyat penguasa gedung DPR-RI itu.

Menurut Tjahjo, para Anggota DPR memanjakan diri mereka dengan perlengkapan serba mahal. Disamping harga kursi pimpinan Banggar yang terungkap bernilai Rp 24 Juta per bijinya, kini untuk gorden di ruangan Anggota DPR pun disiapkan kualitas yang super mewah. Setjen DPR melengkapi ruangan para anggota DPR dengan gorden lux super mewah yang harganya Rp 6 juta per meter. “Perbaikan toilet perlu tapi nggak perlu diumumkan Rp 2 miliar. Misalnya, pergantian kain gorden, apa perlu pakai kain impor yang harganya Rp 6 juta per meter katanya,” ungkap Tjahjo Kumolo, seperti dikutip oleh Detikcom, pada hari Selasa (24/1/2012).

Selanjutnya Tjahjo berharap agar pihak Setjen DPR tidak lagi menganggarkan anggaran yang macam-macam. Karena akibat penghamburan uang rakyat tersebut berakibat mempertaruhkan citra DPR di mata rakyat. “Apa perlu pakai kursi Impor yang mahal yang akan mempengaruhi anggota DPR dalam pengambilan keputusan politiknya demi rakyat? Kan tidak ya,” cetusnya.

Tjahjo menekankan bahwa renovasi di komplek DPR-RI harus selektif. Agar tidak membuat kontroversi yang merugikan citra DPR. “Sedihnya saya kok hiruk pikuk soal yang nggak relevan dengan tugas politik DPR. Seperti toilet, kain korden-kursi impor yang nggak perlu. Biarlah urusan rumah tangga DPR diurus Setjen DPR saja. Pimpinan DPR hanya pengawas internal saja,” pungkasnya. [KbrNet/dtc/adl]